Sukses

Agar Dekat, Ortu Disarankan Berteman di Media Sosial si Anak

Penelitian menemukan, remaja yang terhubung dengan orangtuanya di media sosial merasa lebih dekat dengan orangtuanya di kehidupan nyata.

Remaja zaman kini tentu mengenal berbagai media sosial tak seperti orangtuanya. Meski orangtua kalah dari anaknya, penelitian menunjukkan, orangtua tak boleh menghindar dari media sosial. Melainkan mengirimkan permintaan pertemanan ke Facebook atau di twitter, instagram, dan platform sosial lainnya.

Profesor Brigham Young University Sarah Coyne dan Laura Padilla Walker menemukan, remaja yang terhubung dengan orangtuanya di media sosial merasa lebih dekat dengan orangtuanya di kehidupan nyata.

Penelitian itu melibatkan hampir 500 keluarga dan menemukan remaja yang berinteraksi dengan orangtuanya di media sosial memiliki perilaku prososial yang lebih tinggi, lebih murah hati, lebih baik dan bermanfaat untuk orang lain.

Penulis penelitian Sarah Coyne melakukannya dengan Q & A untuk temuannya. Temuan itu diterbitkan Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking. Berikut beberapa pertanyaan dan jawaban yang diajukan dalam penelitian seperti dikutip phys, Rabu (17/7/2013).

Q: Bagaimana media sosial membantu keluarga merasa lebih terhubung?

A: Anda bisa melakukan banyak hal di media sosial. Anak Anda bisa memasukkan foto, dan Anda bisa memberikan dukungan dengan menyukainya atau membuat komentar yang bagus, atau status terkini juga mendapatkan tanggapan yang sama. Ini memberikan orangtua banyak kesempatan untuk memberikan umpan yang positif atau menunjukkan rasa sayang.

Media sosial memberikan Anda menjadi intim di kehidupan remaja Anda. Ini memungkinkan orangtua tahu apa yang anak-anaknya lakukan, apa yang dianggap teman-temannya keren atau menyenangkan, dan membantu orangtua lebih terhubung dengan anaknya. Ini memberikan sebuah jendela kecil yang bagus.

Q: Apa keterlibatan keluarga di media sosial?

A: Studi kami bertanya seberapa sering mereka berinteraksi di media sosial. Setengah dari remaja di penelitian kami melaporkan berada di situs jejaring sosial dengan orangtuanya dan 16 persen berinteriaksi dengan orangtua setiap hari melalui media sosial.

Q: Apakah lebih seirng berinteraksi berhubungan dengan lebih dekat dengan keluarga?

A: Ya, semakin sering orangtua menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan remajanya, semakin kuat hubungannya.

Q: Orangtua bisa mengambil langkah terlalu jauh. Apakah Anda melihat itu dalam studi Anda?

A: Ini adalah jenis hal yang Anda dapat mengambil terlalu jauh. Orangtua perlu cerdas tentang menggunakannya. Saya pikir itu adalah alat yang sangat bagus untuk berhubungan dengan anak-anak Anda. Tapi sama seperti segala sesuatu yang lain, itu harus digunakan dalam moderasi.
 
Anda tidak ingin menjadi orangtua yang posting foto anak Anda yang memalukan sepanjang waktu atau membuat komentar kasar. Anda harus tetap pada tingkat yang sesuai dan menghormati apa yang diinginkan remaja juga.

Q: Apa sesuatu yang mengejutkan Anda di dalam penelitian ini?

A: Kami juga menemukan bahwa jaringan sosial secara keseluruhan, terlepas dari penggunaan orangtua, dikaitkan dengan hasil negatif tertentu untuk remaja. Mereka lebih agresif dan memiliki perilaku internalisasi yang lebih tinggi. Itu sedikit mengejutkan bagi saya.

Kita cenderung berpikir jejaring sosial relatif tidak berbahaya, dan untuk sebagian besar itu benar. Tapi anak-anak yang sering menggunakannya- kami memiliki beberapa anak-anak dalam penelitian yang menggunakan lebih dari 8 jam sehari - beberapa dari mereka menunjukkan masalah dalam hal agresi dan depresi.

(Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini