Sukses

Puasa Bikin Pengobatan Kanker Lebih Efektif

Menurut para ilmuwan berpuasa dapat membantu memerangi kanker dan meningkatkan efektivitas pengobatannya

Menurut para ilmuwan berpuasa dapat membantu memerangi kanker dan meningkatkan efektivitas pengobatannya, dikutip DailyMail, Minggu (14/7/2013)

Sebuah studi menemukan puasa memperlambat pertumbuhan dan penyebaran tumor dan dapat menyembuhkan beberapa jenis kanker bila dikombinasikan dengan kemoterapi.

Penyelidikan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine, menemukan bahwa sel-sel tumor memiliki respon yang berbeda saat puasa dibandingkan dengan sel normal.

Alih-alih memasukkan keadaan tidak aktif mirip dengan hibernasi, sel-sel terus tumbuh dan membagi, pada akhirnya menghancurkan diri mereka sendiri.

Peneliti utama Profesor Valter Longo, dari University of Southern California mengatakan "Sel pada kenyataannya, melakukan bunuh dirinya sendiri secara seluler."

"Apa yang kita lihat bahwa sel kanker berusaha untuk mengkompensasi kurangnya semua yang hilang dalam darah setelah puasa. Ini mungkin mencoba untuk menggantikan mereka, tetapi tidak bisa," jelas Profesor Longo.

Profesor Longo dan timnya mengamati dampak puasa pada kanker payudara, saluran kemih dan ovarium pada tikus.

Puasa dengan kemoterapi terbukti memperlambat pertumbuhan kanker payudara, kanker kulit melanoma, kanker otak glioma dan neuroblastoma yang terbentuk di jaringan saraf.

Dalam setiap kasus, menggabungkan puasa dengan kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker yang lebih efektif. Beberapa siklus puasa dikombinasikan dengan kemoterapi membuktikan 20 persen dari mereka dengan kanker yang sangat agresif dan 40 persen dengan penyebaran terbatas dapat disembuhkan.

Tak satu pun dari tikus selamat jika mereka diobati dengan kemoterapi saja.Para peneliti sudah menyelidiki efek puasa pada pasien manusia, tetapi hanya sebuah uji klinis yang berlangsung beberapa tahun akan mengkonfirmasi jika pasien kanker manusia benar-benar bisa mendapatkan keuntungan dari pembatasan kalori.

Namun mereka menyoroti bahwa puasa bisa berbahaya untuk pasien yang telah kehilangan banyak berat badan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko lain, seperti diabetes.

Hasil dari percobaan klinis awal akan dipresentasikan pada American Society of Onkologi Kanker (Asco) di Chicago menunjukkan bahwa studi ini hanya dpaat di tes jika pasien dapat mentoleransi puasa selama dua hari sebelum dan satu hari setelah kemoterapi.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini