Sukses

Sirosis, Perjalanan Panjang Sakit Hati yang Mematikan

Hati juga bisa berbenjol-benjol layaknya wajah berjerawat. Penyakit ini lebih dikenal dengan sirosis hati.

Penyakit sirosis tidak muncul tiba-tiba. penyakit ini melalui waktu yang panjang ketika disadari biasanya sudah begitu parah dan mengancam kematian.

Hati si penderita bisa berbenjol-benjol layaknya wajah berjerawat. Penyakit ini lebih dikenal dengan sirosis hati dan bisa membuat hati seseorang mengecil karena mengkerut. Sirosis hati biasanya menjadi perjalanan akhir dari hepatitis kronis.

Deskripsi

Sirosis hati merupakan penyakit hati kronis yang ditandai dengan kerusakan sel-sel hati oleh jaringan-jaringan ikat, diikuti dengan parut serta sering diiringi pembentukan ratusan nodelus (benjolan). Penyakit ini mengubah struktur hati dari jaringan hati normal menjadi bejolan-benjolan keras yang abnormal dan mengubah pembuluh darah.

Jaringan parut menghambat aliran darah ke hati dan menambah tekanan darah di perut. hati yang mengalami sirosis kelihatan berbenjol-benjol, penuh parut, berlemak dan berwarna kuning jingga. Kemungkinan lainnya hati menjadi mengecil, berkerut dan keras.

Sirosis hati adalah proses akhir dari perjalanan penyakit hepatitis kronis. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai penyakit gangguan metabolis, seperti ikterus, edema, koagulopati, hipertensi portal, splenomegali, varises gastroesofagus, ensefalopati hepatis, dan asietes. Prognosis penyakit sirosis hati akhirnya meninggal akibat perdarahan varises masif atau ensefalopati hati.

Klasifikasi berbagai jenis sirosis yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Sirosis pascahepatits yang dapat terjadi akibat infeksi virus hepatitis B, hepatitis C atau hepatitis kronis aktif tipe autoimun.
  2. Sirosis alkoholik yang dapat terjadi akibat minum alkohol berlebihan. Penghentian minum alkohol dapat memulihkan penyakit ini.
  3. Sirosis biliaris primer, ditandai oleh peradangan kronis dan obliterasi fibros saluran empedu intrahepatik yang diperkirakan bersifat autoimun.

Jenis Sirosis, Penyebab, dan Gejalanya

Penyakit sirosis hati juga dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi penyakit lainnya di seputar organ hati akibat sirosis hati, diantaranya :

1. Edema dan ascites

Terjadi ketika sirosis hati menjadi parah yang kemudian mengirim gejala dari komplikasi penyakit ini ke organ ginjal untuk menahan garam dan air di dalam tubuh. Awalnya, kelebihan garam dan air diakumulasi dalam jaringan di bawah kulit karena efek gaya berat ketika berdiri atau duduk. Akumulasi atau penjumlahan kandungan air dan garam inilah yang kemudian disebut dengan Edema.

Ketika sirosis semakin memburuk, keadaan akibat kelebihan garam dan air yang tertahan, cairan juga mungkin meningkat dalam rongga perut antara dinding perut dan organ-organ perut. Peningkatan dan tertahannya garam dan air disebut dengan Ascites yang menyebabkan pembengkakan perut, ketidaknyamanan perut dan berat badan yang semakin meningkat.

2. Spontaneous bacterial periotonitis (SBP)

Cairan yang mengandung air dan garam dan tertahan di dalam rongga perut yang disebut dengan ascites yang merupakan tempat yang sempurna untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri-bakteri. Secara normal, rongga perut juga mengandung sejumlah cairan kecil yang berfungsi untuk melawan bakteri dan infeksi dengan baik. Namun pada penyakit sirosis ini, cairan yang mengumpul dan kelebihan jumlah cairan normal yang dimiliki rongga perut tidak mampu lagi untuk melawan infeksi secara normal.

Kelebihan cairan yang masuk ke dalam rongga perut kemudian masuk ke dalam usus dan kedalam ascites yang kemudian menyebabkan infeksi disebut dengan spontaneous bacterial peritonitis atau SBP. Spontaneous bacterial peritonitis atau SBP merupakan suatu komplikasi dari sirosis yang dapat mengancam jiwa seseorang yang terdiagnosa memiliki penyakit sirosis hati.

Seseorang yang menderita komplikasi SBP dari sirosis umumnya tidak menunjukkan gejala, tidak seperti gejala pada sirosis umumnya yang dapat membuat tubuh demam, keidnginan, sakit perut, dan kelembutan perut, diare dan memburuknya ascites.

3. Perdarahan dari varises-varises kerongkongan (esophageal varices)

Pada sirosis hati terdapat jaringan parut yang dapat menghalangi jalannya darah yang akan kembali ke jantung dari usus-usus dan meningkatkan tekanan dalam vena portal (hipertensi portal).

Ketika terjadi penekanan dalam vena portal meningkat, ia menyebabkan darah mengalir di sekitar hati melalui vena-vena dengan tekanan yang lebih rendah untuk mencapai jantung.

Akibat dari aliran darah yang meningkat dan peningkatan tekanan yang diakibatkan vena-vena pada kerongkongan yang lebih bawah dan lambung bagian atas mengembang dan dirujuk sebagai esophageal dan gastric varices. Semakin tinggi tekanan yang terjadi maka varises-varises dan lebih mungkin seorang pasien mengalami perdarahan dari varices-varices kedalam kerongkongan (esophagus) atau lambung.

Perdarahan dari varices-varices kerongkongan ini menunjukkan gejala seperti :

  1. Muntah darah (muntah yang berupa darah merah yang bercampur dengan gumpalan-gumpalan atau disebabkan oleh efek dari asam pada darah).
  2. Warna feces/kotoran yang hitam dan bersifat ter disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam darah ketika kotoran atau sisa makanan yang akan dibuang tercampur bakteri kemudian merubah warna dan tekstur feces menjadi hitam dan ter yang diolah terlebih dahulu dalam usus yang disebut dengan melena.
  3. Sering pingsan atau kepeningan orthostatic yang disebabkan tekanan darah yang semakin menurun atau tekanan darah rendah, hal ini akan terjadi ketika duduk atau dalam suatu posisi berbaring terlalu lama.

Perdarahan yang terjadi bukan hanya di kerongkongan, namun juga dapat terjadi di usus besar/kolon, sehingga perdarahan juga dapat terjadi dari varces-varices yang terbentuk di dalam usus.

4. Hepatic encephalopahty

Hepatic encephalopahty yang merupakan suatu kondisi dimana tubuh ketika unsur-unsur beracun berakumulasi secara cukup dalam darah,  fungsi dari otak terganggu.

Gejala dari hepatic encephalophaty ini cukup unik, seperti :

  1. Sering tidur di siang hari dan terjaga di malam hari (kebalikan dari pola tidur yang normal)
  2. Mudah marah
  3. Penurunan kemampuan berkonsentrasi atau kefokusan yang semakin menurun terutama melakukan suatu perhitungan-perhitungan
  4. Kehilangan memori atau kemampuan daya ingat
  5. Terlihat seperti orang yang kebingungan karena tingkat kesadaran yang semakin tertekan.

Gejala demikian dapat menyebabkan seseorang yang mengalami komplikasi pada hepatic encephalopathy ini dapat menyebabkan koma dan mengancam pada kematian.

5. Hepatorenal syndrome

Hepatorenal syndrome atau sindrom kerusakan pada ginjal. Sindrom ini mengakibatkan penurunan komplikasi yang serius diimana fungsi dari organ ginjal semakin berkurang.

Hepatorenal syndrome diartikan sebagai kegagalan yang sangat serius dan fatal pada penurunan fungsi organ ginjal dalam membersihkan unsur-unsur dari darah dan menghasilkan jumlah urine yang cukup banyak.

Ginjal yang diketahui memiliki tugas dan fungsinya sebagai penahan garam. Jika pada seseorang yang menderita penyakit hati disertai oleh komplikasi demikian, maka yang harus dibenahi atau diperbaiki adalah fungsi kerja organ hati dalam keadaan baik , maka ginjal akan bekerja normal kembali. Komplikasi akibat penyakit sirosis yang merambah pada terganggunya fungsi kerja organ ginjal ini diakibatkan oleh peningkatan unsur-unsur beracun dalam darah ketika organ hati tidak lagi berfungsi dengan baik.

6. Kanker hati (hepatocellular carcinoma)

Sirosis yang merupakan penyebab dari timbulnya berbagai komplikasi penyakit gangguan hati ini dapat meningkatkan risiko pada timbulnya kanker hati yang awal mulanya kan terbentuk tumor di dalam hati.

Gejala seseorang yang berisiko terkena kanker hati :

  1. Mengalami sakit perut dan pembengkakan di perut
  2. Organ hati yang terkadang membesar, perut terlihat seperti melembung seperti orang hamil
  3. Berat badan yang semakin berkurang dan menurun secara cepat
  4. Terkadang demam

Kanker hati juga dapat menyebabkan tubuh melepaskan banyak unsur-unsur penting dalam tubuh, seperti menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah sel darah merah (erythrocytosis), gula darah yang rendah (hypoglycemia) dan meningkatkan jumlah kalsium darah (hypercalcemia).

Pengobatan

Berikut ini ada beberepa cara sederhana dalam menanggani penyakit sirosis hati, sebagai berikut:

1. Dalam masa pengobatan, diet cocok diterapkan oleh penderita sirosis hati

Diet dilakukan dalam dua tahapan terapi. Pada tahap ini, penderita sirosis hati hanya bisa minum-minuman, seperti teh, sirup, dan sari buah. Penderita sirosis hati juga boleh mengonsumsi makanan yang halus atau mudah ditelan, tetapi harus dibawah pengawasan dokter atau ahli gizi. Lamanya melakukan diet  dilakukan tergantung pada tahapan gejala sirosis hati.

2. Tahap ini dilakukan pada saat precoma telah teratasi

Precoma adalah masa menjelang terjadinya koma radang hati. Makanan yang mengandung protein dapat diberikan, tetapi dalam jumlah terbatas. Konsumsi makanan yang mengandung protein dilakukan secara bertahap 20-60 gram protein/hari. Makanan yang diberikan berupa cairan yang mengandung karbohidrat sederhana seperti, macam-macam sari buah yang manis, sirup, dan teh manis. Makanan cair diberikan sekitar 2 liter/hari.

Pemilihan makanan bagi penderita sirosis hati. Dalam memilih menu makanan bagi penderita sirosis hati, sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut ini :

  1. Hindari konsumsi makanan yang dapat menimbulkan penimbunan gas dalam lambung seperti ubi, singkong, kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka dan durian.
  2. Hindari konsumsi makanan yang telah diawetkan, seperti hamburger, sosis, ikan asin dan kornet. Usahakan selalu mengkonsumsi makanan segar.
  3. Pilih bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti daging yang tidak berlemak, ikan segar, atau ayam tanpa kulit.
  4. Pilih sayuran rendah serat, seperti bayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda, dan daun kangkung.
  5. Hindari konsumsi bumbu-bumbu masakan jangan terlalu banyak dan gunakan bumbu masakan dalam batas normal, seperti salam, lengkuas, kunyit, bawang merah, bawang putih, dan ketumbar asal tidak terlalu banyak.
  6. Hindari bahan makanan yang terlalu berlemak seperti daging, usus, otak, sumsum atau santan kental.

(Mia/Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.