Sukses

Alasan Kenapa Anak Autisme Sulit Kontak Mata Secara Langsung

Anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan melakukan kontak mata kepada lawan bicaranya.

Anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan melakukan kontak mata kepada lawan bicaranya. Sebuah penelitian baru menunjukkan hal ini mungkin disebabkan sebagian otaknya memproses informasi visual, bukannya murni defisit sosial.

Dalam studi tersebut, anak-anak dengan autisme menunjukkan aktivitas di daerah yang lebih besar pada korteks otak ketika gambar ditempatkan di bidang visualnyaseperti dilansir Livescience, Selasa (11/6/2013).

"Kami cenderung menafsirkan  anak yang mengalami autis tidak dapat melakukan kontak mata, ini bukan merupakan suatu defisit sosial," kata Neuroscientist di Albert Einstein College of Medicine di New York, John Foxe.

"Tapi itu mungkin menjadi hal yang lebih mendasar, berasal dari mengurangi kemampuan awal dalam hidup untuk mengontrol otot-otot yang mengatur gerakan mata," katanya.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati 22 anak-anak dengan autisme, dan 31 anak-anak tanpa gangguan tersebut. Para peneliti menggunakan pola kotak-kotak yang berjalan pada layar di depan anak-anak, sementara elektroda digunakan untuk mengukur aktivitas otak mereka.

Para peneliti mencoba untuk menentukan berapa banyak daerah korteks didedikasikan untuk proses ini. Bagi kebanyakan orang, area yang lebih besar dari korteks didedikasikan untuk pusat dari bidang visual.

"Jika menempatkan ibu jari di depan lengan, hal ini tidak memakan sekitar 1 derajat ruang visual, dan otak memiliki sekitar 4 sentimeter persegi dari korteks yang dikhususkan untuk itu. Jika memindahkan ibu jari enam atau delapan inci ke kanan, sekarang hanya 1,5 milimeter persegi korteks yang diperlukan untuk itu," jelas Foxe.

Dalam studi tersebut, spektrum autisme menunjukan respons yang lebih besar pada korteks. "Apa yang kami temukan adalah bahwa memang di lokasi perifer, anak-anak dengan gangguan spektrum autisme menunjukkan respons yang lebih besar di korteks," katanya.

Korteks menunjukan ruang untuk dialokasikan pada masing-masing bidang visual yang diatur dan berkembang di awal kehidupan.

"Anak-anak dengan autisme memiliki perbedaan mendasar dalam cara kerja korteks visual mereka," ujar Foxe. "Neuron lainnya dikhususkan untuk memproses informasi yang ada." tambahnya.

Hal Ini diketahui bahwa anak-anak dengan autisme sering memiliki defisit dalam keterampilan motorik dan mungkin selama masa bayi meluas sehingga mengurangi kemampuan untuk mengontrol gerakan mata.

Ketidakmampuan untuk mengontrol gerakan mata tentu tidak menyebabkan autisme. Bayi dengan autisme mungkin tidak dapat mengarahkan matanya tepat yang sasaran yang diinginkan sehingga kesulitan untuk langsung kontak mata dengan anak autisme.

Anak autis bukan tidak berinteraksi sosial atau melepaskan diri dari kehidupannya, namun cara kerja sistemnya berbeda. Penelitian lebih lanjut diperlukan guna mengkonfirmasi kebenaran penelitian sebelumnya, dan juga harus menguji anak-anak autisme.
(Mia/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.