Sukses

Penderita Rematik Sebaiknya Jangan ke Pengobatan Alternatif

Pakar Rematologi dari RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, dr. Gede Kambayan ApPD-KR tidak menyarankan masyarakat yang penderita rematik berobat ke pengobatan alternatif

Pakar Rematologi dari RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, dr. Gede Kambayan ApPD-KR tidak menyarankan masyarakat yang penderita rematik berobat ke pengobatan alternatif dan menggunakan pengobatan tanpa resep dokter karena efek sampingnya sangat fatal.

Kambayana menyarankan agar penderita rematik menggunakan pengobatan alami dengan menjaga pola makan, olahraga secara teratur, dan konsultasi ke dokter yang ahli dibidangnya.

"Memang penyakit rematik itu tidak akan menimbulkan kematin, tetapi mengakibatkan cacat seumur hidup," katanya seperti dikutip Antara, Rabu (5/6/2013).

Menurut Kambayana, sebagian besar masyarakat Indonesia berpotensi terkena rematik akibat kekebalan tubuh yang berbalik menyerang jaringan persendian.
     
"Penyakit ini menyerang setiap perendian tubuh manusia pada usia produktif atau 12-28 tahun dan lebih dari usia itu akan berpotensi menjadi rematik berat (Artritis Rematoid)," katanya di Denpasar.

Berdasarkan penelitian perbandingan wanita dan pria cenderung lebih banyak wanita dengan nilai perbandingan 3:1.
     
Selain itu, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak terlalu memperhatikan dampak penyakit rematik tersebut dan menganggap sebagai penyakit penuaan.
    
Kambayana mengemukakan bahwa penyakit rematik memiliki karakter peradangan kronis (terutama pada sendi), rasa nyeri, dan kelelahan. (Abd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.