Sukses

Ibu Zaman Sekarang Lebih Senang Caesar daripada Melahirkan Normal

Dokter di Inggris sendiri mengklaim, bahwa sekitar satu dari empat wanita di sana lebih memilih operasi caesar, daripada normal pada saat melahirkan.

Dalam dua dekade terakhir, jumlah ibu melahirkan dengan cara caesar meningkat tajam. Awal tahun 1990 hanya 11 persen ibu memilih melahirkan dengan cara dibedah. Namun, tahun ini naik menjadi 25 persen.

Dokter di Inggris sendiri mengklaim, satu dari empat wanita di sana lebih memilih operasi caesar daripada melahirkan dengan cara normal.

Yang lebih memprihatinkan, dokter utama untuk anestesi obstetri, Guy's and St Thomas NHS Foundation Trust mengklaim bahwa operasi caesar itu merupakan pilihan dari si ibu itu sendiri sendiri.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan hanya 15 persen ibu yang  melakukan operasi caesar saat melahirkan. Tapi, apa yang terjadi? Dari tahun ke tahun, angkanya selalu alami kenaikan. Jika dihitung, kenaikannya antara 25 sampai 30 persen, dari 700.000 kelahiran yang terjadi.

"Peningkatan jumlah operasi caesar menjadikan ahli anestesi, perawat serta bidan kerap merasa di bawah tekanan dan makin menyerap sumber daya di seluruh sistem kesehatan," kata ahli kesehatan asal Inggris, Dr O Sullivan, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (4/6/2013).

Menurut Sullivan, mengurangi jumlah operasi caesar yang direncanakan, akan memungkinkan dokter dan perawat, terutama spesialis anestesi, mendedikasikan lebih banyak waktu, untuk wanita dan bayinya yang berada pada risiko komplikasi serius.

Di negara lain seperti Eropa mengalami masalah serupa, dengan berbagai derajat dan perlu dipertanyakan lebih lanjut mengapa hal ini terjadi.

Sullivan menjelaskan, alasannya sendiri dapat mencakup karena ketakutan medis dari ibu sendiri.

Apa pun penyebab naiknya tingkat layanan, lanjut Sullivan, indikator kinerja yang akan dirancang bagi rumah sakit dapat membantu menjelaskan dan mengevaluasi tingkat operasi caesar yang ada di rumah sakit tersebut.

(Adt/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.