Sukses

Andai Terdeteksi Awal, Lumpuh Rematik Bu Guru Een Bisa Sembuh

Een Sukaesih telah menderita penyakit Rheumatoid arthritis (RA) sejak berusia 18 tahun. Sebenarnya, penyakit ini bisa sembuh jika diobati sejak dini. Kemungkinan sembuhnya sangat tipis, yakni sekitar 10 persen,

Een Sukaesih telah menderita penyakit Rheumatoid arthritis (RA) sejak berusia 18 tahun. Penyakitnya itu membuat wanita berusia 50 tahun tersebut kini lumpuh total. Sebenarnya, penyakit ini bisa sembuh jika diobati sejak dini. Namun, kemungkinan sembuhnya sangat tipis yakni sekitar 10 persen.

Di Indonesia  penyakit ini juga cukup banyak ditemukan. Penelitian yang ada menunjukkan, sekitar 2 persen penderita RA. Sayangnya, penderita sering terlambat berobat karena kurangnya informasi, sehingga seringkali pasien datang setelah mengalami stadium lanjut.

"Ini jenis penyakit kronis. Sebenarnya 10 persen bisa sembuh total. Tapi biasanya yang paling banyak sembuh remisi, yakni bisa timbul lagi," ujar Dr Cecilia Renny Padang, PhD, FACR, saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon, Rabu (5/6/2013).

Menurut Dr Cecilia, RA merupakan penyakit sistemik, kronis, inflamasi, progresif, erosive, yang mengenai sendi dan jaringan sinovium dan merupakan salah satu golongan penyakit autoimun. Ia menyarankan agar segera mengobati penyakit ini jika mengalami gejala-gejala seperti:

1. Pembengkakan pada sendi. Biasanya mulanya pada sendi jari tangan dan kaki, kemudian bisa mengenai sendi lain.
2. Berat badan menurun tanpa sebab tertentu
3. Dapat disertai demam tanpa sebab yang jelas
4. Kaku di pagi hari lebih dari satu jam
5. Badan letih
6. Nafsu makan berkurang

"Kalau RA harus diobati sedini mungkin. Begitu ketahuan harus diobati, kurang dari setahun atau terlambat," ujar Dr Cecilia.

Ia mengatakan, pada stadium awal belum terjadi kerusakan sendi dan tulang. Dan pada stadium lanjut bisa terjadi keropos tulang dan erosi sendi sehingga memerlukan tindakan operasi.

Kenapa Rematik Bisa Bikin Lumpuh

Rheumatoid arthritis (RA) atau rematik sebenarnya merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh faktor gen yang menyertai. Sehingga penyakit ini tidak bisa dicegah karena sudah dibawa sejak lahir. Pencegahan yang dilakukan hanya berupa pencegahan kerusakan sendi dan tulang.

"Interaksi antara faktor genetik ini dengan faktor lingkungan akan mencetuskan munculnya Rheumatoid Arthritis. Faktor gen pada Rheumatoid arthritis adalah HLA-DR4," kata Dr Cecilia.

Menurut Cecilia, pasien RA bisa mengalami osteoporosis dan lumpuh total. Namun, itu semua harus dilihat dari beberapa hal. Penderita bisa saja lumpuh akibat ada penyakit lainnya seperti hipertensi dan stroke. Obat-obatan RA bisa meningkatkan tensi sehingga bisa menyebabkan lumpuh.

"Kelumpuhan harus dilihat apa karena tak bisa menggerakkan tubuhnya atau radang sendi yang membuat tulang erosi sehingga akan menekan saraf. Tapi bisa juga lumpuh karena tidak bisa jalan. Pada RA karena terjadi kerusakan sendi akibat peradangan yang kronis sehingga sendi rusak sehingga tidak bisa menggerakkan sendinya".

"Jadi lumpuhnya bukan saraf yang rusak, tapi tak bisa menggerakkan badan, dan tidak bisa bangun".

Rematik Bisa Bikin Cacat

Rematik (Artritis Rematoid) sangat berbahaya bagi tubuh manusia dan cenderung mengakibatkan adanya kelainan atau cacat seumur hidup.

"Pada dasarnya rematik memiliki dua jenis, yaitu rematik ringan dan rematik berat, namun jika tidak ditangani secara dini akan mengakibatkan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia" kata Dokter Spesialis Reumatologi RSUP Sanglah dr Gede Kambayana, ApPD-KR di Denpasar, seperti dikutip dari Antara, Rabu (5/6/2013).
     
Menurut Kambayana, penyakit rematik ringan masih bisa diatasi dengan pengobatan penghilang rasa nyeri dan melakukan olahraga secara rutin.
     
Sementara itu, untuk penyakit berat perlu penanganan secara serius dan memerlukan biaya yang besar sehingga memulihkan kondisinya secara normal.

Karena itu, Group Product Manager Specialty Care Roche Vita Karunia Harsono, menawarkan pengobatan yang tepat pada sasarannya dengan tanpa menimbulkan efek samping.

"Karena biaya pengobatannya tinggi, maka kami memberikan bonus pelayanan gratis satu kali pengobatan bagi pemesanan pengobatan minimal dua kali," kata Vita.

Menurut dia, pengobatan tersebut tidak bisa dilakukan satu kali, namun minimal dua kali dan maksimal enam kali untuk memulihkan secara normal.

Pengobatan yang ditawarkannya bukan sekadar wacana karena sudah banyak bukti dan tingkat keberhasilannya mencapai 83 persen di tingkat Asia.
     
Ia melihat banyak potensi munculnya rematik di Indonesia dan khususnya di Bali belum ditangani secara maksimal dan menganggap penyakit tersebut merupakan penyakit bawaan.
     
"Padahal di sisi lain, penyakit itu bisa ditangani secara optimal dengan berbagai melakukan berbagai langkah agar tidak mengakibatkan cacat hidup," kata Vita menambahkan.

(Mel/Abd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.