Sukses

Pecinta Seks Sadis Lebih Sehat Mentalnya

Selama ini orang berpikir, penyuka seks liar atau sadis mengalami gangguan mental. Penelitian malah mengungkapkan mereka lebih sehat secara psikologis dibandingkan yang tidak melakukan.

Selama ini orang berpikir, penyuka seks liar atau sadis menderita gangguan mental. Padahal, sebuah penelitian malah mengungkapkan si penyuka seks sadis dengan menggunakan cambuk dan rantai di ranjang malah lebih sehat secara psikologis dibanding yang tidak melakukan.

"Hasil temuan bertentangan dengan pandangan masyarakat umum dan yang dipercaya profesional," kata Andreas Wismeijer dari Tilburg University di Belanda, seperti dikutip ReutersHealth, Senin (3/6/2013).

Sebelumnya, dalam The Journal of Sexual Medicine menyebutkan, Bondage, Discipline, Sadism and Masochism (BDSM/perilaku seksual yang tak biasa) dikaitkan dengan gangguan mental dan kerentanan terhadap penyalahgunaan.

Tapi, penelitian terbaru menemukan, orang yang suka BDSM sedikit lebih sejahtera dibandingkan dengan yang tak pernah melakukan kegiatan seks sadis.

Pada hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Sexual Medicine pada 16 Mei tak ditemukan bukti orang yang senang mempraktikkan seks sadis memiliki masalah psikologis.

"Praktisi BDSM tak berbeda dengan populasi umum dan jika berbeda, mereka selalu berbeda dalam banyak hal," ujar Wismeijer.

Sebenarnya, Wismeijer tak memulai penelitian ini untuk melihat kesehatan psikologi pecinta seks liar. Penelitiannya berfokus pada rahasia psikologis.

Pada penelitian ini, 902 pecinta BDSM dan 434 vanila (bukan BDSM) mengisi kuisioner tentang kepribadian, kepekaan terhadap penolakan, gaya dalam berhubungan dan kesejahteraan.

Hasilnya, praktisi BDSM tidak memiliki lebih banyak masalah dibanding populasi umum. Praktisi BDSM lebih terbuka untuk pengalaman baru dan lebih teliti dibanding peserta vanili. Pecinta seks liar juga tidak neurotik (gangguan mental yang paling ringan) yakni sebuah ciri kepribadian yang ditandai dengan kecemasan.

Pecinta seks liar juga mempunyai nilai yang lebih rendah dalam sensitivitas penolakan dibanding masyarakat umum.

Orang-orang dengan BDSM dilaporkan lebih tinggi tingkat kesejahteraannya dalam dua minggu terakhir. Selain itu, perasaannya lebih aman dalam hubungannya.

Dari praktisi BDSM, 33 persen pria dilaporkan patuh, 48 persen dominan, dan 18 persen beralih atau bersedia beralih antara peran tunduk dan dominan di tempat tidur. Sekitar 75 persen responden wanita yang BDSM penurut, 8 persen dominan, dan 16 persen beralih.

Peran ini menunjukkan beberapa hubungan untuk kesehatan psikologis, sehingga dominan cenderung memiliki skor tertinggi di semua penjuru, patuh memiliki skor terendah dan peralihan ada di tengah.

"Namun, peserta BDSM yang patuh ada yang nilainya lebih rendah dari peserta vanili pada kesehatan mental, dan sering mencetak lebih tinggi," ujar Wismeijer kepada LiveScience.

Wismeijer tidak tahu pasti mengapa pecinta seks sadis secara psikologis bisa lebih sehat dibanding masyarakat umum. Bisa jadi pecinta seks liar cenderung lebih menyadari kebutuhan seksual dan keinginannya dibanding orang vanili.

(Mel/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini