Sukses

BAB Tidak Lancar, Waspadai Ancamannya!

Ada orang yang mengaku dengan santai bahwa dirinya ketika buang air besar (BAB) melakukannya hanya sekali dalam 1 minggu. Hal seperti ini tidak bisa dikatakan normal. Bahkan cenderung berbahaya.

Ada orang yang mengaku dengan santai bahwa dirinya ketika buang air besar (BAB) melakukannya hanya sekali dalam 1 minggu. Meski pun bentuk kotorannya normal, hal seperti ini tidak bisa dikatakan normal. Bahkan cenderung berbahaya.

Seperti yang diutarakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, Dr. dr. Ari Fachrial Syam SpPD-KGEH, FACG, bahwa sejatinya BAB yang normal dilakukan setiap hari.

"Kalau berbicara soal kotoran, itu sama saja racun. Jika tak rutin, maka racun akan menempel di dinding usus kita," ujar Ari Fachrial dalam acara 'Media Gathering Aksi Lancar Dulcolax: Waspadai Sembelit Kronis dan Komplikasi', di Cocorico Cafe Dago, Bandung, Jawa Barat, Minggu (2/6/2013)

Tapi sayangnya, rasa cuek dan masa bodoh masyarakat Indonesia membuat masalah BAB ini seperti diremehkan begitu saja. Padahal, akan berdampak buruk bagi tubuhnya sendiri.

Jika sudah seperti ini, maka ini masuk ke dalam gejala konstipasi. Yaitu, gejala defekasi yang tidak memuaskan, yang ditandai dengan BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu. "Atau kesulitan dalam evakuasi feses akibat feses yang keras," lanjut Ari.

Normalnya seseorang melakukan BAB, tambah Ari, adalah 2 kali dalam 1 hari. Paling telat pun, 3 hari sekali. Tapi, yang seperti itu jarang terjadi.

Untuk itu, Ari berpesan agar masyarakat lebih peduli dengan pencernaannya karena akan berdampak baik untuk kesehatannya.


Wanita Lebih Mudah Sembelit


Hampir semua orang pernah merasakan sulit buang air besar (Konstipasi). Tapi, penderita gangguan cerna satu ini paling banyak diderita oleh para wanita.

Menurut dr. Ari, semua itu terjadi dikarenakan faktor hormonal pada wanita. "Misalnya kurangnya aktivitas fisik yang dilakukannya ketimbang para pria," ujar Ari.

Tidak hanya aktivitas fisik, tambah Ari, yang membuat wanita lebih rentan untuk sembelit. Faktor psikis pun ikut serta di dalamnya.

Misalnya, ketika melihat tempat untuk buang air besar (WC) wanita cenderung pemilih. Jika dilihat olehnya kurang higienis, tak jarang wanita memilih untuk menahannya ketimbang membuang kotoran yang sudah menumpuk di perutanya.

"Beda sama pria. Pria di mana saja bisa plong," canda Ari.

Memang, rate untuk masalah yang satu ini tidak terlalu besar, hanya 60:40. Tapi, untuk saat ini dengan kondisi yang seperti itu, memang wanita masih mendominasi masalah pencernaan yang satu ini.

"Nggak menutup kemungkinan kalau kelak prianya yang malas, bisa saja berbalik," pungkas Ari.

(Adt/Igw)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini