Sukses

Kisah Sembuhnya si Pecandu Seks, Ternyata Hidup Tak Melulu Seks

Nicola Merriman (27) merasa putus asa karena bosan melayani tuntutan suaminya Mark (36) yang kecanduan seks. Ia setiap harinya bisa bercinta lima kali dengan suaminya itu.

Nicola Merriman (27) merasa putus asa karena bosan melayani tuntutan suaminya Mark (36) yang kecanduan seks. Ia setiap harinya bisa bercinta lima kali dengan suaminya itu.

Kecanduan seks Mark itu hampir menghancurkan pernikahannya. Jika Mark tak mendapatkan cukup seks, ia akan mencarinya dari luar atau selingkuh dengan wanita lain.

"Terkadang saya merasa seperti sepotong daging. Hubungan kami semuanya tentang seks. Saya tak merasa perlu melakukannya terus menerus," kata Nicola seperti dikutip TheSun, Rabu (29/5/2013).

Seringnya bercinta membuat Nicola sampai pada titik kejenuhan. Ia sama sekali tak merasakan apa-apa saat bercinta dengan suaminya. "Itu hanya seperti sebuah film porno," katanya lagi.

"Ini seperti makanan favorit Anda setiap hari. Pada suatu titik, ia berhenti menjadi makanan favoritr Anda, sedikit variasi selalu baik," katanya.

Senang Video Porno


Suaminya, Mark, sejak remaja memang sudah terobsesi dengan majalah porno. Dia bisa menghabiskan malam-malamnya dengan mengunci di kamar sambil menonton film porno. Hingga kini saja, koleksi DVD porno Mark sudah mencapai 200 keping.

"Saya tak melakukan apa yang dilakukan anak-anak seperti main sepakbola, namun berpikir konstan tentang wanita," ujar Mark.

"Saya berhenti bergaul dengan teman-teman saya karena saya lebih tertarik melihat dan belajar seks melalui pornografi".

"Itu setiap malam. Saya juga berhubungan seks dengan banyak gadis yang berbeda".

Mark dan Nicola memiliki dua anak laki-laki, yakni Marley (9) dan Rhys (5). Ia mengaku, aktivitas seksual bersama istrinya Nicola sangat dipengaruhi oleh internet porno.

Pertemuan Mark dan Nicola

Mark dan Nicola bertemu pada Februari 2002. Pasangan itu setidaknya melakukan hubungan seks sekali sehari dan Mark akan mengajak Nicola untuk ikut menonton video porno.

"Kami berhubungan seks nonstop. Pada awalnya saya tak keberatan dengan porno karena saya pikir itu lucu untuk mencoba sesuatu yang baru," kata Nicola.

"Tapi, Mark ingin memperkenalkannya setiap waktu. Setelah beberapa waktu saya berpikir, 'Kenapa kamu menginginkannya?', tapi dia tetap ingin menontonnya ketika kami bercinta. Pada saat itu saya tak menyadari kalau dia kecanduan," katanya.

Pasangan itu kemudian menikah pada 2005. Namun setelah melahirkan anak laki-lakinya, Nicola menjadi ibu yang sibuk dan itu mempengaruhi gairah seksualnya.

"Pada malam hari saya tak ingin diganggu. Saya merasa lelah dan tak menginginkannya. Itulah awalnya masalah".

"Mark akan memohon sampai saya menyerah. Jika saya tak melakukannya, ini bisa menyebabkan pertengkaran dan dia akan keluar rumah untuk menghentikan nafsu seksualnya".

"Tapi kemudian dia mulai pergi ke tempat lain untuk mendapatkannya".

Nicola menyadari, suaminya menyelingkuhinya dan Mark mengakuinya. Mark beralasan kalau dia tak bercinta ia akan depresi karena tak ada yang merangsangnya. Ia pun akan merasa sangat cemas.

"Itu yang tidak saya inginkan. Ini seperti mengobat, Anda harus melakukannya untuk mengobati kecanduan".

Suatu saat, pasangan itu sepakat untuk mencoba hal yang berbeda untuk memuaskan hasrat seksual Mark. "Saya memiliki banyak koleksi sekitar 200 DVD. Beberapa film yang lucu dan kita bisa tertawa bersama. Bagi saya, seks dalam film porno itu normal. Itu yang seharunya Anda lakukan".

Namun cara itu tak berhasil. Kenikmatan yang ia rasakan hilang begitu saja. Alhasil, pasangan itu mencari cara agar bertahan lama. Ada banyak lotion dan ramuan yang disediakan.

Mark Jadi Sadar


Perpisahannya pada Februari 2011 menyadarkan Mark kalau kecanduan seksnya menghancurkan segalanya dan semua yang dicintainya. Inilah yang membuatnya memutuskan mencari bantuan.

Dia melakukan konseling dengan Steve Pope Associates, yang menyediakan terapi buat pecandu dan menemukan cara untuk mengendalikan keinginannya.

"Ketika kami berpisah, saya menyadari bahwa saya tidak bisa melanjutkan hidup seperti ini. Ada yang lebih dari seks. Saya kehilangan keluarga saya, jadi saya harus melakukan sesuatu".

"Terapis mengatakan kepada saya untuk tidak berhubungan seks selama empat atau lima minggu dan kemudian saya harus mencoba bercinta yang normal. Itu benar-benar sulit.

"Ini seperti anak menikmati permen dan kemudian berkata kepada mereka, 'Anda tidak memiliki apapun'. Mereka akan panik.

"Tapi itu membuat saya menyadari kecanduan seks saya tidak sehat. Saya harus memprogram ulang otak saya, sehingga hidup saya tidak berputar di sekitar seks".

"Setelah enam bulan, saya akhirnya melihat cahaya dan menyadari keluarga saya yang akan membuat saya benar-benar bahagia. Aku butuh Nicola dan anak-anak saya kembali. "

Kini Mark sudah menyingkirkan DVD pornonya dan melakukan seperti orang normal lainnya.

"Sekarang ada lebih banyak perasaan dan emosi jika kami bercinta". "Hubungan kami jadi lebih sehat sekarang".
(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.