Sukses

Suntik Silikon Ilegal, Apryl Kehilangan Kaki, Tangan dan Bokong

Seorang ibu dua anak yang memilih untuk melakukan suntikan silikon ilegal yang menyebabkan kedua kakinya, tangannya, dan bokongnya harus diamputasi.

Seorang ibu dua anak yang memilih untuk melakukan suntikan silikon ilegal kini harus menanggung akibatnya. Kedua kaki, tangan, dan bokongnya harus diamputasi.

Apryl Michelle (46) yang juga seorang mantan penata rambut telah menyalahkan kesombongannya, dan ingin memperingatkan orang lain dari bahaya yang mengerikan atas tindakan perawatan ilegal tersebut.

"Saya sudah membayar harga yang sangat mengerikan untuk kesombongan, dan pada akhirnya saya membayar untuk sisa hidup saya. Saya tidak menyalahkan siapa pun, kecuali diriku sendiri," ujar Apryl, seperti dilansir The Sun, Senin (27/5/2013)

Apryl berujar bahwa dia ingin sekali berbagi ceritanya untuk memperingatkan orang lain tentang apa yang disebut dengan operasi 'Quick Fix'.

"Saya tidak menyadari bahayanya. Saya pikir itu adalah injeksi berbahaya yang akan memberikan saya dasar yang sempurna. Tetapi kenyataannya, silikon yang digunakan tidak cocok untuk manusia," tambahnya.

Hal ini terjadi pada tahun 2004, Apryl rela membayar seorang wanita yang tidak memiliki latar belakang medis, sebesar 650 poundsterling (Rp 8,1 juta) untuk menyuntikkan silikon ke bokongnya.

Dokter yang memeriksakan kondisi Apryl mengatakan, ternyata silikon yang digunakan adalah silikon kelas industri. Apryl sendiri mengakui dirinya tidak melakukan penelitian apa pun. Hanya dasar percaya dan aman yang menjadikan Apryl berani melakukan ini.

"Saya percaya karena dia tampak begitu profesional, dan saya tidak punya alasan untuk berpikir buruk tentang apa yang terjadi," ujar Apryl.

Apryl menghabiskan empat tahun dalam kesakitan. Dua ahli bedah bilang itu terlalu berbahaya untuk menghilangkan silikon.

"Saya sangat menderita. Saya menjadi sangat biasa di rumah sakit, meminta obat untuk mengurangi apa yang saya rasakan seperti migrain dan sakit gigi," tambahnya lagi.

Dokter akhirnya menempatkan dirinya ke dalam kondisi koma selama dua bulan dan harus melakukan 27 kali operasi. Dimulai dengan mengamputasi bokongnya, dan melakukan pencangkokan kulit.

Apryl mengatakan, dokter menyelamatkannya meski dia harus kehilangan beberapa organ tubuhnya. Setelah menjalani serangkaian operasi, dia mencoba untuk merasakan dan memahami kondisinya yang sekarang. Tapi, itu tidak mudah untuknya.

"Saya selalu menangis dalam lautan air mata. Saya harus menghadapi kenyataan bahwa saya kehilangan tangan, kaki, dan bokong, dan komplikasi dari suntikan tersebut," katanya.

"Saya kini kewalahan oleh rasa malu dan rasa bersalah. Semua ini karena saya ingin bagian bawah saya tampak lebih besar," pungkasnya.

Apryl pun memberikan pesan kepada seluruh wanita di dunia untuk belajar mencintai dan menerima tentang siapa diri kita sebenarnya.

(Adt/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.