Sukses

Risiko Kanker di Bahan Pembuat Pembalut Wanita

Pembalut atau tampon yang digunakan wanita ketika sedang menstruasi, ternyata memiliki berbagai risiko yang tidak Anda ketahui. Selain faktor lingkungan, faktor kesehatan juga ada.

Pembalut atau tampon yang digunakan wanita ketika sedang menstruasi, ternyata memiliki berbagai risiko yang tidak Anda ketahui. Selain faktor lingkungan, faktor kesehatan juga ada.

Seperti dilansir Care2, Jumat (24/5/2013) berikut ini ada 5 hal yang perlu Anda ketahui tentang pembalut dan tampon:

1. Residu Dioksin

Kebanyakan pembalut dan tampon mengandung residu dioksin dari pemutihan kapas yang digunakan. Dioksin merupakan karsinogen (pemicu kanker) yang bisa langsung diserap ke dalam aliran darah tanpa penyaringan ketika kontak dengan kulit.

Jika dioksin mengendap terus menerus di tubuh manusia, maka penggunaan pembalut atau tampon bisa menyebabkan risiko kanker karena bertindak sebagai pengacau hormon.

2. Ganggu saraf

Dioksin juga menyerap magnesium dari tubuh yang dapat mengakibatkan kekurangan mineral. Magnesium diperlukan untuk pergerakan saraf dan konduktivitas (kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik) sel pada otak, gerakan otot, untuk melepaskan kecemasan dan stres, dan ratusan fungsi biologis penting lainnya.

3. Pestisida

Kapas yang digunakan untuk membuat pembalut dan tampon ini kebanyakan disemprot dengan pestisida organofosfat.

Departemen Pertahanan AS (DOD) menerbitkan jurnal Nature Genetics yang menghubungkan gangguan neurologis seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan parkinson dengan paparan organofosfat (insektisida paling beracun).

Studi ini menemukan bahwa pestisida menghambat aktivitas gen yang mengendalikan gerakan tubuh. Seperti dioksin bahan kimia ini diserap melalui kulit secara langsung ke dalam aliran darah.  Pestisida juga dikenal pengacau hormon, bahkan pada semprotan yang sedikit.

4. Satu pembalut sama dengan empat kantung plastik

Menurut salah seorang peneliti pembalut dan tampon di AS Joseph Mercola, satu pembalut setara dengan empat kantong plastik.

Tentu saja ini membahayakan kesehatan dan lingkungan. Bahan kimia yang ditemukan dalam plastik juga dikaitkan dengan gangguan endokrin, penyakit jantung, dan kanker.

5. Tampon wadah pembiakkan bakteri

Khusus tampon, menurut peneliti memiliki bahan yang bisa mengembangbiakkan bakteri. Hal ini dikenal sebagai toxic shock syndrome (penyakit akibat bakteri). Bahan sintetis tampon ini sangat rentan terhadap bakteri Staphylococcus Aureus.

(FIt/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.