Sukses

Minim Tenaga, Dokter di Lapas Cirebon Kewalahan

Kelebihan kapasitas penjara membuat dokter yang bertugas di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Narkotika (Lapasustik) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat merasa kewalahan.

Kelebihan kapasitas penjara membuat dokter yang bertugas di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Narkotika (Lapasustik) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat merasa kewalahan. Apalagi penyakit yang mendominasi napi (narapidana) adalah HIV/AIDS dan Tuberkulosis (TB).

"Persoalan HIV/AIDS menjadi fokus penanganan di Lapasustik. Maklum, sebagian besar pemakai narkoba, khususnya yang menggunakan jarum suntik rentan terpapar narkoba," ujar salah seorang tenaga medis yang bertugas di lapas, dr. Pepen Zaelan saat ditemui Liputan6.com di kantornya, seperti ditulis Rabu (22/5/2013).

Menurutnya saat ini lapas sangat kewalahan menangani pasien karena kapasitas sudah melampaui batas. Yang seharusnya diisi 460 napi, diisi 920 napi. "Sedangkan dokter cuma ada 2 orang, Perawat 3, dan dokter gigi 1 orang. Ini memengaruhi pelayanan. Apalagi TB dan HIV/AIDS. Semua ditangani di satu poliklinik kecil. Kita kewalahan. Disini setidaknya butuh 3 orang dokter umum, 2 dokter gigi, dan beberapa perawat," jelasnya.

Hingga saat ini, menurut Zaenal, ada 36 kasus HIV positif, 3 kasus AIDS, dan 8 pasien Tuberkulosis (TB) ditemukan di lapas.

''Mereka dalam pengawasan dan pendampingan dari kami. Bahkan kami menyediakan perawat yang khusus menjadi PMO (Pendamping Minum Obat) kepada pasien HIV/ AIDS dan TB," tambahnya.

(Fit/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.