Sukses

Mahalnya Tes Gen Pengungkap Risiko Kanker Payudara Angelina Jolie

Tes gen yang mengungkap risiko kanker payudara pada Angelina Jolie ternyata tak murah. Untuk tes itu saja, perempuan harus mengeluarkan uang US$ 3.000 atau Rp 29 juta.

Aktris seksi Angelina Jolie memilih mengangkat dua payudaranya (mastektomi ganda) demi mencegah risiko terkena kanker payudara. Tes gen yang mengungkap risiko kanker pada tunangan Brad Pitt ternyata tak murah. Untuk tes itu saja, perempuan iseksi ini harus mengeluarkan uang US$ 3.000 atau Rp 29 juta.

Jolie menyadari mahalnya biaya tes bisa menjadi hambatan bagi banyak wanita.

Seperti dikutip Huffington Post, Kamis (16/5/2013), mahalnya biaya tes tersebut karena Salt Lake City sebuah perusahaan bioteknologi berbasis di Utah memegang hak paten tes Gen BRCA1 dan BRCA2 yang disebut Myriad Genetics.

Produk utama dari perusahaan, BRACAnalysis, merupakan tes untuk melihat mutasi gen yang berisiko tinggi kanker payudara dan ovarium.

Paten Myriad ini ditentang organisasi yang menuding kalau itu menghambat penelitian ilmiah. Dan protes tersebut sudah dilaporkan ke Mahkamah Agung.

Selain itu, paten memberikan perusahaan monopoli pada tes, yang berarti pasien tak bisa ke tempat lain untuk mendapat second opinion.

"Tes ini mahal, jauh lebih mahal dari seharusnya," kata Direktur Program Breast Oncology di University of Michigan Sofia Merajver.

Mahalnya Myriad membuat tes itu tak masalah bagi yang memiliki asuransi kesehatan. Bagi yang berasuransi, biasanya dimintai biaya rata-rata US $ 100 atau sekitar Rp 974 ribu.

Sementara menurut seorang  peneliti kebijakan kesehatan di Universitu of California, Janet Coffman, tes BRACAnalysis tersebut hanya bisa menalangi pasien yang berisiko tinggi kena kanker. Hanya 2 persen wanita yang dianggap berisiko cukup tinggi terkena kanker payudara yang menerima rujukan.

Namun sayangnya, Direktur Surgical Breast Sevices di Magee-Women's Hospital, Gretchen Ahrendt, mengatakan, kebanyakan wanita tak tahu tentang tes tersebut.

Ahrendt sering merekomendasikan tes untuk pasien perempuan yang dirujuk kepadanya untuk operasi payudara. Tapi, pasien yang datang kebanyakan terlambat. "Karena dia telah didiagnosa dengan kanker payudara," katanya lagi.

"Ketika kami sarankan melakukan tes, itu mahal," ujarnya. Untuk itu, Ahrendt mengatakan kantornya sering memeriksa perusahaan asuransi pasien untuk memastikan kalau tes ini dibayari.

Menurut Merajver, ada pilihan lain bagi wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara yakni skrining yang rutin dan minum obat-obatan. Tapi, solusi itu bisa saja sama mahalnya dengan operasi Jolie karena dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

Jolie memilih melakukan mastektomi ganda karena dari hasil tes, 87 persen berisiko tinggi mengalami kanker payudara. Ia memilih mencegahnya demi anak-anaknya dan orang yang dicintainya. Jolie tak ingin anak-anaknya mengalami apa yang dirasakannya karena sang ibu meninggalkan Jolie saat berusia 56 tahun karena kanker ovarium.

Prosedur yang dijalani Jolie itu diawali dengan melakukan penundaan dari puting, dengan mengeluarkan penyakit dari saluran di payudara di belakang puting serta menarik darah tambahan ke area tersebut. Menurut Jolie, cara tersebut cukup menyakitkan dan meninggalkan banyak memar namun meningkatkan kesempatan menyelamatkan puting.

Dan pada akhir prosedur, Jolie menjalani rekonstruksi payudara dengan implan.

(Mel/Abd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini