Sukses

Tak Benar Hasrat Seksual Wanita Lebih Rendah Dibanding Pria

Informasi tentang hasrat seksual wanita bermacam-macam. Namun, tak sedikit yang salah. Untuk itulah, seorang peneliti yang banyak memperhatikan soal hasrat seksual berusaha meluruskan informasi-informasi yang salah itu.

Informasi tentang hasrat seksual wanita bermacam-macam. Namun, tak sedikit yang salah. Untuk itulah, seorang peneliti yang banyak memperhatikan soal hasrat seksual berusaha meluruskan informasi-informasi yang salah itu.

Berikut lima mitos yang sering muncul versi Peneliti Sex and Relationships, Kristen Mark, berdasarkan science of desire seperti dikutip Huffington Post, Senin (13/5/2013).

1. Wanita hasrat seksualnya rendah dibanding pria

Ini tidak benar. Peneliti menemukan antara pria dan wanita tak ada hasrat seksual yang lebih rendah. "Pada penelitian saya sendiri, saya menemukan tak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam tiga sampel pasangan yang berbeda," ujar peneliti, Kristen Mark.

2. Respons seksual melibatkan hasrat (keinginan), kemudian nafsu, dan berakhir orgasme

Hasrat tak harus datang sebelum nafsu. Model respons seksual yang paling sering diajarkan adalah Masters & Johnson yang linear. Itu tak melibatkan hasrat. Dan pada akhirnya diikuti dengan orgasme.

Seorang Terapis Seks, Helen Singer Kaplan, yang memasukkan hasrat ke dalam model. Tapi, ia meninggalkan model linear, dan hasrat datang sebelum nafsu.

Model yang lebih baru yang diciptakan Basson memungkinkan hasrat seksual bisa terjadi pada tahap manapun. Kadang-kadang, Anda tak berkeinginan seks tapi pasangan mulai bermain-main dengan Anda, gairah Anda kemudian terpacu.

Menurutnya, hasrat tak selalu datang lebih dahulu dan tak ada yang salah jika Anda tak mengalaminya.

3. Wanita disfungsi seksual sebanyak 43 persen

Pada 1999, penelitian oleh Laumann dan rekan-rekannya menyebutkan kalau 43 persen wanita mengalami disfungsi seksual dan ini tidak akurat. Ini didasarkan pilihan jawaban peserta 'ya' atau 'tidak' dengan menanyakan pernahkan mengalami masalah selama 2 bulan pada tahun lalu.

Jika wanita menjawab 'ya' untuk salah satu masalah, ia dikategorikan dalam statistik 43 persen. Pertanyaan ini tak memberikan alasan apapun dalam konteks masalah (termasuk kurang berkeinginan, cemas, atau kesulitan dengan pelumasan).

Ada banyak alasan lain selain disfungsi yang bisa menjelaskan adanya masalah, seperti masalah kesehatan, masalah hubungan, dan budaya.

"Kita tak benar-benar tahu berapa banyak orang yang menderita disfungsi seksual karena jujur saja, kita tak tahu apakah itu disfungsi nyata atau tidak".

4. Wanita dengan hasrat seksual yang tinggi tak normal

Penelitian yang diterbitkan Wentland menyebutkan, dari 932 perempuan yang menjawab kuesioner menemukan, 52 persen sampel mengaku sering seks. Meskipun hasrat seksual tak diukur, ini memberikan pengetahuan kalau wanita yang sering seks mungkin tak selangka yang dipikirkan.

5. Wanita dan pria beda soal gairah seksual

Orang berasumsi kalau wanita dan pria sangat berbeda, bukan hanya hasrat seksual tapi melebih itu. Ini semua mungkin berasal dari buku 'Men are From Mars, Women are From Venus'. Namun, perbedaan tak membuat pasangan lebih dekat tapi mendorong jadi lebih jauh terpisah.

"Saya menemukan bahwa variasi hasrat seksual lebih dari pada masalah berhubungan dibandingkan masalah jenis kelamin".

Hasrat seksual wanita jauh lebih sederhana, lebih kepada puzzle yang rumit dengan berusaha menempatkannya bersama-sama. Mempercayai mitos negatif soal seks bisa merusak dan tak membantu apapun. Jadi lakukan bagian Anda dengan benar supaya bisa menyingkirkan pesan berbahaya tentang wanita dan ekspresinya tentang hasrat seksual.(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini