Sukses

Gara-gara Obat Antidepresi, Jenna Tak Lagi Orgasme 3 Kali

Dulu, dalam satu sesi bercinta saja Jenna bisa mengalami puncak kenikmatan seksual dua sampai tiga kali. Tapi obat yang bisa membuatnya bahagia malah membunuh nafsu seksualnya.

Wanita paling sulit merasakan puncak kenikmatan (orgasme) dalam bercinta. Namun Jenna, wanita mungil usia 29 tahun selalu antusias jika datang waktunya bercinta. Tapi sayang, sejak ia minum antidepresan Celexa dua tahun lalu, gairahnya itu nyaris meluntur.

Dulu, dalam satu sesi bercinta saja Jenna bisa mengalami puncak kenikmatan seksual dua sampai tiga kali.  Tapi obat yang bisa membuatnya bahagia malah membunuh nafsu seksualnya.

Seperti dikutip Cosmopolitan, Senin (29/4/2013), tiba-tiba Jenna tak bisa mencapai klimaks saat bercinta. Dan jika itu terjadi karena keajaiban, ia malah merasa kecapaian.

Jenna senang obat yang diminum bisa menghilangkan depresinya, namun ia terpukul karena kenikmatan seksualnya juga ikut-ikutan menghilang. Kini, Jenna harus menentukan pilihan antara kesehatan mental atau kesehatan seksual.

Antidepresan yang paling sering diresepkan dokter dikenal sebagai Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI). Ironisnya, pil yang membuat orang menjadi tenang dan bahagia ini bisa menghancurkan gairah seksual seseorang dan menunda orgasme.

Menurut Center for Disease Controla Amerika Serikat, satu dari 10 orang Amerika berusia 12 tahun minum antidepresan. Dan ini bisa memengaruhi kehidupan seksualnya, namun banyak orang yang enggan membicarakannya.

"Setidaknya, setengah dari pasien yang saya obati dengan SSRI mengeluh efek samping seksual. Ada banyak," ujar Dr Jennifer Markus, seorang psikiater berlisensi di New York.

"Bagian dari sakit depresi adalah dorongan seksual Anda jadi rendah".

Di sisi yang lain, antidepresan yang terkenal bisa menunda orgasme, lanjut Dr Markus, terkadang bisa digunakan untuk pria yang mengalami ejakulasi dini.

Jenna kini memutuskan berhenti mengonsumsi obat golongan SSRI sejak 7 bulan lalu. Ia berpikir minum obat yang mematikan nafsu seksnya sangat buruk akibatnya.

"Ini mungkin terdengar konyol, tapi ketika saya benar-benar jatuh dan mempertimbangkan meminumnya lagi (SSRI), saya berpikir telah menghancurkan orgasme saya dan itu terdengar lebih buruk dibandingkan emosional saya yang naik turun," jelas Jenna.

Jelas, keputusan untuk berhenti atau beralih ke obat lain dianggap tidak tepat untuk semua orang. Bagi kebanyakan orang, akan jauh lebih sehat dan lebih aman jika tetap minum obat dan mencari cara lain untuk mengatasi masalah seksualnya. Contohnya dengan latihan yang bisa membuat kehidupan Anda lebih erotis.

"Saya berusaha memberitahukan pasien tentang pentingnya peningkatan erotisme dalam pikiran Anda," kata terapis seks bersertifikat, Sari Cooper, yang bekerja dengan pasien pada SSRI.

Hal lain yang biasa dilakukan pasien adalah libur tak mengonsumsi obat. Jika Anda ingin melakukan hubungan seks di akhir pekan, Anda bisa tak meminum obat pada Sabtu.

Yang jelas, pilihlah jalan tengah sehingga Anda tak harus memilih merasa bahagia atau merasa bernafsu. Anda bisa menumpahkan nafsu seks dan masih bisa merasa bahagia.

(Mel/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.