Sukses

Penderita Kanker: Obat HIV/AIDS Gratis, Kenapa Obat Kanker Tidak?

Bila obat untuk HIV/AIDS digratiskan, kenapa obat untuk kanker tidak? Begitulah seruan hati para penderita kanker yang tergabung dalam

Di Indonesia, harga obat untuk para penderita kanker sangat mahal. Bisa jadi, untuk sekali kemoterapi butuh biaya 17 juta rupiah. Mahalnya obat kanker akibat pajak impor obat yang dimasukkan dalam golongan barang mewah.

Tak heran bila banyak penderita kanker mengeluh. Mereka meminta pemerintah setidaknya menurunkan harga obat kanker. Mereka iri dan bertanya kenapa orang dengan HIV/AIDS bisa mendapat obat gratis sementara mereka tidak.

Demikian setidaknya isi hati terdalam yang terungkap dari seratusan penderita kanker yang berkumpul merayakan ulang tahun ke-10 komunitas Cancer Information & Support Centre (CISC) dan Cancer Survinor Gathering VI, di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Sabtu (20/4/2013).

"Gini ya, dek. Kanker itu kan ngga ada yang mau. Walaupun sudah hidup sehat, bisa saja orang tersebut terkena kanker. Entah itu terpapar dari makanan, turunan, atau apa pun itu. Sedangkan AIDS, dia sendiri yang mau," kata survivor kanker payudara, Sri Bin Tarti, kepada Liputan6.com yang ditulis, Senin (22/4/2013)

Menurut Bin, demikian perempuan ini disapa, sudah tahu HIV AIDS itu berbahaya, masih saja orang mau terkena itu. Malah dari ke tahun jumlah ODHA semakin meningkat, "HIV AIDS itu berbahaya, tapi masih banyak orang yang mau melakukan free sex, suntik beramai-ramai, dan narkoba. Kanker? Mana ada yang mau!"

Bagi Bin, tak adil rasanya bila obat untuk orang yang mengetahui persis bahaya dari apa yang dideritanya malah diberi obat gratis, sedangkan obat untuk penyakit yang tak dimaui oleh semua orang malah dimahalin.

Bin sadar benar, kalau sampai hari ini Indonesia masih belum mampu membuat obat kanker sendiri, dan harus mengimpor. Tapi, tak ada salahnya kalau pemerintah membantu meringankan biayanya.

"Ya, kalau tidak diturunin harganya, digratisinlah, layaknya obat HIV/AIDS. Bayangin ya, dik.. Sekali kemoterapi saja biayanya sampai Rp 24 juta. Mahal, kan," tutur Bin memprotes.
(Adt/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini