Sukses

Kebiasaan Jorok dan Enggak Banget Tapi Ada Manfaatnya

Tahukah Anda, bahwa kebiasaan buruk seperti itu justru baik untuk kesehatan?

Sejak kecil kita diajarkan oleh para orangtua untuk bersikap manis dan tidak melakukan hal-hal buruk yang dianggap memalukan. Biasanya, kebiasaan buruk yang dilarang tersebut adalah gigit kuku, meludah, bersendawa, dan makan di tempat tidur.

Tapi, tahukah Anda, bahwa kebiasaan buruk seperti itu justru baik untuk kesehatan?

Berikut penjelasannya, seperti dilansir Dailymail, Jumat (12/4/2013)

1. Gigit kuku

Tak sedikit orang yang memiliki hobi menggigit kuku. Orangtua dulu selalu melarang kita untuk melakukan itu, karena dianggap itu adalah hal yang jorok. Karena katanya, terdapat banyak kuman yang berada di kuku.

Menurut konsultan imunologi dari Bart NHS trsut, Dr Hillary Longhurst, bahwa menggigit kuku jusru dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dengan catatan, jari-jari Anda dalam keadaan bersih, bukan dalam keadaan kotor.

Hal ini karena sistem kekebalan tubuh kita memiliki memori yang dapat membuat catatan tentang bagaimana untuk melawan setiap penyakit.

2. Meludah

Meludah mungkin masih dianggap kebiasaan yang jorok. Akan tetapi, ketika Anda berolahraga bisa membantu Anda bernapas lebih mudah.

Ketika seseorang berolahraga, mulut dan tenggorokan kita memproduksi air liur yang lebih banyak.

Menurut Dr John Dickinson, seorang dosen fisiologi dan olahraga di University of Kent, biasanya seseorang bernapas melalu hidung, cara ini dapat menghangatkan udara dan membuatnya lebih lembab untuk memungkinkan tubuh menyerap oksigen. Dan itu lebih efisien.

Namun, ketika seseorang berolahraga cenderung bernapas melalui mulut, untuk menarik udara sebanyak mungkin ke dalam tubuh.

Tapi, udara ini tidak sedang menghangat atau dilembabkan. Dan ketika dingin, udara bagian belakang tenggorokan menjadi kering . Sel-sel mencoba untuk melindungi diri dengan memicu peradangan.

3. Bersendawa

Tak banyak yang menyadari bahwa sendawa sebenarnya dapat melindungi tubuh terhadap kerusakan dari asam lambung.

Suara berasal dari aliran gas saat melewati katup di tenggorokan di bagian bawah tenggorokan.

Sendawa merupakan gas yang terbentuk dari campuran zat. Serta mengandung udara yang kita telan ketika kita melahap makanan, juga mengandung karbon dioksida.

Semua ini diproduksi di perut ketika asam bercampur dengan mepedu alkali (yang berasal dari bagian usus bawah perut)

Beberapa makanan kaya lemak, seperti keripik atau saus krim, alkohol dan merokok dapat membesar-besarkan proses ini, yang disebut refluks duodeno-lambung.

4. Makan di tempat tidur

Sejatinya makan di tempat tidur dapat membantu pencernaan. Hal ini karena pencernaan bergantung pada sistem saraf parasimpatis yang diaktifkan, khususnya saraf panjang yang disebut saraf vagus.

"Jika Anda makan dalam keadaan terburu-buru, stres atau tegang, Anda akan mendapatkan konflik di usus dan berakhir dengan gangguan pencernaan atau gejala lambung lainnya, seperti kembung," kata Dr Read.

Dia menambahkan bahwa cara terbaik untuk makan makanan Anda dalam lingkungan yang santai di mana Anda dapat mengambil waktu menikmati makanan Anda.

Meski pun makan di meja dengan teman-teman dan keluarga lebih baik, setidaknya di tempat tidur Anda akan jauh lebih rileks.

Pastikan Anda duduk tegak dan menopang diri dengan bantal, karena membungkukkan dapat memicu gangguan pencernaan.

(Adt/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.