Sukses

Si Pembunuh Senyap itu Bernama Hipertensi

Hipertensi seringkali disebut silent killer atau membunuh dengan diam-diam, senyap karena terjadi dengan tanpa tanda atau gejala.

Hipertensi seringkali disebut silent killer atau membunuh dengan diam-diam, senyap karena terjadi dengan tanpa tanda atau gejala. Sehingga seringkali baru disadari bila telah menyebabkan gangguan pada organ tubuh. Penelitian mengungkapkan bahwa sebanyak 76,1 persen penduduk tidak mengetahui dirinya mengidap Hipertensi, dimana hanya 7,2 persen penduduk yang mengetahui dirinya menderita hipertensi.

“Kita mengetahui bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor 1. Kita pun harus menyadari betul bahwa kejadian stroke sebagian besar disebabkan oleh hipertensi”, ujar Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH saat mencanangkan “Gerakan Pengukuran Tekanan Darah Bagi Masyarakat” dalam rangka peringatan World Health Day (WHD) Hari Kesehatan Sedunia (HKS) tahun 2013 di Istora Senayan Jakarta, Minggu (7/4).

Menurut Menkes lewat surat elektroniknya yang disampaikan ke redaksi Liputan6.com, Senin (8/4/2013), melalui gerakan ini, dirinya berharap masyarakat  termotivasi untuk mengukur tekanan darah secara rutin, meskipun tidak sedang dalam keadaan sakit. Dengan demikian, masyarakat dapat mewaspadai dan mendeteksi hipertensi lebih dini.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa setiap tahun sebanyak  tujuh juta orang di dunia meninggal akibat hipertensi. Pada 2011, dilaporkan sekitar satu miliar orang di dunia menderita hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
 
Di Indonesia, 1 di antara 3 orang penduduk dewasa usia 18 tahun ke atas atau lebih kurang sebanyak 51 juta orang dewasa, menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7 persen.

Tidak ada perbedaan proporsi antara laki-laki dan wanita yang menderita hipertensi, demikian pula dengan tingkat sosial ekonomi. Semua orang berisiko terkena hipertensi. (Abd)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini