Sukses

Jangan Kucilkan Anak Terdampak AIDS

Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan masyarakat untuk tidak mengucilkan atau bersikap diskriminatif terhadap anak yang terdampak HIV/AIDS.

Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan masyarakat untuk tidak mengucilkan atau bersikap diskriminatif terhadap anak yang terdampak HIV/AIDS.

"Anak terdampak HIV/AIDS hanya merupakan korban turunan dari orangtuanya yang mengidap atau positif terkena HIV/AIDS. Mereka seharusnya mendapatkan motivasi dari lingkungannya," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Riswanto, seperti dikutip Antara, Rabu (3/4/2013).

Ia mengatakan umumnya masyarakat masih takut anak-anaknya bergaul dengan anak terdampak HIV/AIDS, karena minimnya pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS.
    
"Umumnya masyarakat masih mengira jika anaknya bergaul dengan anak terdampak HIV/AIDS, bisa tertular. Padahal penularan bisa terjadi, antara lain melalui penggunaan jarum suntik, serta berhubungan seks," katanya.

Dia juga berharap tidak ada lagi sekolah yang menolak menerima siswa atau anak yang terdampak HIV/AIDS.
    
"Pernah ada anak dari keluarga pengidap HIV/AIDS yang sulit mendapatkan sekolah, seperti yang pernah terjadi di Kabupaten Gunung Kidul," katanya.

Terkait dengan hal tersebut, Riswanto mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY untuk mengingatkan sekolah-sekolah di provinsi ini agar tetap menerima siswa atau anak yang terdampak HIV/AIDS.
    
Selain itu, kata dia, pihaknya juga bekerja sama dengan Disdikpora DIY untuk menggalakkan sosialisasi tentang HIV/AIDS sejak dini melalui materi pelajaran di semua jenjang, mulai pertengahan 2013.
    
Dia menyebutkan pada 2012 jumlah anak yang terdampak HIV/AIDS usia 1 hingga 14 tahun di DIY mencapai 65 anak, yang terdiri atas 21 pengidap AIDS, dan 44 penderita HIV.

Untuk mengurangi potensi infeksi HIV/AIDS pada anak, kata dia,  bagi orangtua yang merasa memiliki risiko terkena HIV/AIDS agar segera memeriksakan anaknya, serta mengikuti program "prevention of mother to child transmission of HIV (PMTCT)", seperti yang sudah ada di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta.

"Orangtua khususnya ibu yang terdampak HIV/AIDS harus memeriksakan anaknya. Bahkan sekarang sudah ada pelayanan program khusus agar bayi tidak terinfeksi HIV/AIDS melalui "PMTCT", seperti yang sudah ada di RS Sardjito," katanya.  (Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.