Sukses

Gigi Mudah Ompong, Waspadai Serangan Jantung!

Buruknya kesehatan gigi, terutama copotnya gigi berhubungan dengan faktor risiko kardiovaskular. Tak hanya itu, jumlah gigi juga meningkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas.

Masalah gigi sangat terkait dengan persoalan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Karena itu, buruknya kesehatan gigi yang ditandai dengan kurangnya gigi (ompong) terkait dengan meningkatnya risiko kardiovaskular. Tak hanya itu, jumlah gigi juga menandai risiko meningkatnya diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas.

Profesor Robin Seymour dari Simplyhealth Advisory Research Panel (ShARP) Inggris menjelaskan, meski sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya hubungan penyakit gigi dengan jantung koroner, pengetahuan tentang penyakit periodontal pada pasien yang memiliki penyakit jantung masih kurang.

"Para peneliti dalam studi ini meneliti prevalensi yang melaporkan dirinya kehilangan gigi dan gusi berdarah dengan penyakit periodontal dan hubungannya dengan faktor risiko kardiovaskular," kata Profesor Seymor seperti dikutip FemaleFirst, Senin (1/4/2013).

Penelitian itu melibatkan 15.828 orang dari 39 negara dengan melaporkan jumlah gigi yang tersisa. Para peserta itu dibagi dalam beberapa kelompok yakni 1-14, 15-19, 20-25 atau 26-32, dan tak masuk dalam kategori. Selain itu, peserta juga dibagi dalam frekuensi pendarahan gusi:  tidak pernah / jarang, kadang-kadang, sering atau selalu.

Hasilnya, sekitar 40 persen peserta yang memiliki gigi kurang dari 15 gigi dan 16 persen tak memiliki gigi, 25 persen subyek mengami mengalami pendarahan di gusi.

"Setiap penurunan dalam jumlah kategori gigi, penelitian menemukan peningkatan enzim bisa meningkatkan peradangan dan memicu pengerasan pembuluh darah, serta meningkatkan risiko jantung lainnya, termasuk kolesterol jahat, gula darah, tekanan darah, dan lingkar pinggang," jelasnya.

"Peserta dengan gigi sedikit juga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menderita diabetes, dengan kemungkinan meningkat sebesar 11 persen untuk setiap penurunan jumlah kategori gigi".

Selain itu, pendarahan di gusi dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi dari kolesterol jahat dan tekanan darah.

Dari penelitian tersebut, hubungan antara penyakit periodontal belum jelas. Apakah faktor risiko seperti peradangan sistemik menyebabkan kedua kondisi itu atau penyakit periodontal menyebabkan penyakit jantung masih belum pasti.

"Yang jelas orang bisa mengurangi risiko penyakit periodontal dengan mengunjungi dokter gigi secara teratur".

Ia menjelaskan, check-up dan pengobatan untuk penyakit periodontal juga bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

"Akibatnya, sangat penting bagi orang-orang untuk pergi melalui pemeriksaan periodontal dasar (BPE) setidaknya setahun sekali sehingga pemeriksaan menyeluruh dari jaringan periodontal dapat dicapai" ujar Seymor. (Mel/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini