Sukses

Jenny Merasa Pernikahannya Lebih Bahagia dengan Berselingkuh

Jenny Linnebank merasa harus berselingkuh dengan banyak pria agar pernikahannya langgeng

Pasangan suami istri umumnya berusaha tetap setia untuk menjaga keharmonisan di dalam rumah tangga. Namun, Jenny Linnebank malah menjalani kehidupan ganda. Ia mengaku pernikahannya malah membahagiakannya dengan berselingkuh.

Wanita yang merupakan sales executive dari Ashford di Kent itu berhubungan seks dengan pria asing. Padahal, ia memiliki suami yang merupakan akuntan yang sudah dinikahinya 25 tahun, yang menjadi ayah dari dua anaknya.

Jenny dalam dua tahun terakhir sudah berkali-kali selingkuh dengan pria yang dikenalnya melalui internet. Dan tanpa malu-malu, wanita berusia 46 tahun itu menjelaskan bagaimana ia hidup dengan rasa bersalah dan percaya kalau caranya itu bisa menyelamatkan pernikahannya.

Seperti dikutip Mirror, Senin (1/4/2013), ketika ia akan menemui pria asing, tak ada seorang pun yang membayangkan kalau Jenny akan bertemu pria lain, karena berpenampilan layaknya akan bertemu rekan bisnisnya.

"Kami berjabat tangan, duduk seperti yang lainnya dan tak ada yang memperhatikan. Tapi kenyataannya, semua itu berlanjut dengan sesi bercinta selama 20 menit sesuai janji yang kami sepakati saat bertemu secara virtual," ujar Jenny.

Jenny menyadari apa yang akan dipikirkan orang banyak. Namun, baginya berselingkuh saat menjadi istri orang adalah cara untuk memastikan kalau pernikahannya akan bertahan dan bertambah bahagia.

"Saya mungkin terdengar dingin dan egois, tetapi bagi saya itu tidak berbeda dengan menata rambut dan kuku. Ini hanya tentang mengurus kebutuhan Anda," katanya.

"Ini bukan sesuatu yang selalu saya pikirkan, tapi setelah menikah 25 tahun saya menyadari kalau pernikahan yang bahagia, tidak selalu harus monogami," katanya menambahkan.

Seks yang kurang harmonis

Jenny menceritakan kehidupan keluarganya sejak ia menikah di usia 25 tahun. Dalam beberapa tahun, ia melahirkan putra dan putrinya dan menginginkan kehidupan yang sempurna, memiliki rumah yang bagus, mobil, serta suami yang bekerja keras untuk memberikan kehidupan yang menakjubkan untuk kedua anaknya.

"Saya dan suami saya selalu akur melalui bertahun-tahun perjuangan karier dalam akuntansi dan penjualan tambang. Kami tim yang hebat, membesarkan anak bersama-sama. Bagi kebanyakan orang, ini kehidupan yang hebat," katanya.

Namun Jenny merasa ada sesuatu yang hilang, yakni seks. Ia dan suami mungkin hanya berhubungan seks sekali sebulan. Dan baginya itu tidak cukup.

"Bertahun-tahun aku mencoba dan berbicara dengannya, berkali-kali. Tapi setiap kali membicarakannya segera mungkin dihentikan".

"Aku ditinggalkan dengan kebingungan. Haruskah aku meninggalkan suami yang mencintaiku atau tetap terjebak dengan pernikahan yang tidak memuaskan hidup saya? Mungkin ada pilihan lain?".

Empat tahun lalu, ketika menonton televisi di suatu malam keduanya berbicara tentang pernikahan dan monogami. Dengan berani ia mengungkapkan, kalau diberi kesempatan mungkin banyak orang yang akan selingkuh. Namun apakah itu akan diterima di lingkungan.

"Saya dan suami selalu menikmati perdebatan yang baik dan kami mengkahiri percakapan dengan mengatakan kalau berselingkuh tak masalah. Tapi tak satu pun dari kita ingin mengetahuinya," katanya lagi.

"Dia mungkin bercanda, tapi jauh di lubuk hati itulah yang saya ingin dengarkan dan saya menganggapnya sebagai perjanjian diam-diam antara kami".

Dengan 'perjanjian diam-diam' itu, Jenny butuh waktu dua tahun untuk memberanikan diri untuk berselingkuh. "Akhirnya suatu hari saya mengetik kata menikah dan kencan di komputer dan undercoverlovers.com bermunculan".

Awal Perselingkuhan

Jenny menemukan sebuah agen kencan menikah. Ia pun mendaftar dengan alamat email kantor. Sebagian besar pria yang terdaftar merupakan pria berkeluarga, seseorang yang mencintai keluarganya dan tak ingin meninggalkannya. Ini merupakan faktor yang penting.

"Saya mencoba untuk tak memikirkan bagaimana perasaan saya jika suami saya yang melakukannya. Begitu perasaan itu menyelinap, saya mendorongnya pergi".

Dan akhirnya, Jenny memutuskan Phillip, pria 50 tahun yang merupakan arsitek dari London. Ia melihat kalau Phillip sesuai dengan kriterianya. Ia pun mengatur kencan pertama melalui email.

Saat bertemu di bar hotel di pinggiran London, ia mengenakan baju kantor. Dia memastikan dalam daftar kencannya kalau pria itu tak ingin 'hubungan asmara' dan ia memiliki keluarga.

Faktanya, Phillip memiliki dua anak dan telah menikah 20 tahun dengan wanita yang tak tertarik lagi dengan seks.

"Kami tidak berhubungan seks langsung meskipun itu menggoda. Sebaliknya, kami bertemu minggu berikutnya di hotel yang sama," jelasnya.

"Tidur dengan pria pertama selain suami saya dalam 25 tahun adalah pelepasan fisik yang sungguh luar biasa. Saya akhirnya menemukan apa yang saya butuhkan dan hubungan kami berlangsung selama satu tahun. Setiap bulan kami akan bertemu di hotel yang sama, melakukan hubungan seks, berpakaian dan kemudian berpisah. Itu hanya fisik dan kami terus chatting seminimal mungkin".

Kemudian selama satu bulan Phillip berhenti mengirim email. Jenny tak mau mencari jawabannya. Ia pun pindah ke pria lain, Colin, yang berusia 50 tahun dan seorang insinyur.

Dan kini ia sudah beberapa kali berhubungan dengan pria lain dan ia merasa bahagia. Dan pernikahannya? Meski belum tentu kuat, tapi lebih bahagia.

"Saya merasakan bersalah tapi aku sudah belajar untuk menghilangkan pikiran tentang bagaimana perasaan saya jika suami saya melakukan hal yang sama. Saya tidak pernah berpikir tentang teman-teman dan keluarga karena ini adalah hidup saya dan saya harus menjalaninya. Dan saya percaya bahwa selama saya praktik seks aman, saya tidak menempatkan diri atau dia dalam bahaya jadi OK".

Jenny selama berselingkuh beberapa kali mendapat teman kencan yang buruk. Bukan karena pria-pria itu jelek atau kasar, tapi karena Jenny tahu kalau teman kencannya itu berbohong tentang status menikah. "Bagi saya adalah big no-no. Aku hanya bangun dan berjalan pergi. Saya tidak mencari suami baru".(Mel/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini