Sukses

Tanda Bila Anda Pecandu Seks

Kecanduan seks melibatkan perilaku kompulsif, mungkin terlihat seperti orang yang kecanduan belanja, kecanduan game, dan lain sebagainya.

Kecanduan seks melibatkan perilaku kompulsif. Bisa jadi mirip dengan orang yang kecanduan belanja, game, atau hal lainnya. Beberapa pecandu, biasanya tidak bisa berhenti memikirkan soal seks hingga abai dengan tugas-tugas pokoknya. 

Parahnya lagi, ada yang sampai melampiaskannya dengan siapa pun tanpa memikirkan akibatnya. Pecandu seks lainnya bisa dibilang kecanduan cinta, mengisi kekosongan hatinya dengan melakukan aktivitas seksual.

Ada beberapa perilaku yang menunjukkan seseorang adalah pecandu seks, seperti dikutip dari Everyday Health, Minggu (24/03/2013).

1. Sibuk dengan pikiran tentang seks yang menyebabkan gairah terus meningkat hingga terdorong melakukan perilaku seksual.

2. Menjadikan perilaku seksual sebagai ritual yang diulangi terus-menerus dengan aktivitas serupa atau kembali memberlakukan situasi yang sama, lagi dan lagi. Perilaku seksual tidak selalu dimaksudkan untuk membuatnya orgasme. Bisa hanya untuk meningkatkan gairah seksual seseorang.

3. Tetap berhubungan seksual meski pengalamannya itu memberikan konsekuensi negatif atau merasa ingin berhenti melakukan seks.

4. Merasa bersalah atau malu dengan perilaku seksual dan ketidakmampuan mengendalikan diri. Juga menyesali rasa sakit orang lain yang disebabkan oleh perilakunya.

Ada berbagai alasan mengapa seseorang bisa mengalami kecanduan seks. Penyebabnya bisa jadi kondisi biokimia tubuhnya yang membuatnya mesti melepaskan hormon agar tidak sengsara. Karenanya, setelah melakukan hubungan seks dan mengalami klimaks, selesai sudah meski beberapa saat lagi bakal menginginkannya lagi.

Kondisi emosi juga bisa menjadi penyebabnya. Kurangnya afeksi membuat seseorang selalu haus akan kasih sayang dan mengantarnya untuk berhubungan seksual dengan siapapun sebagai bentuk kerinduan mendalam untuk diperhatikan dan disayangi.

Kecanduan seks bisa tumbuh dari pelecehan seksual atau kekerasan yang dialami saat masih kanak-kanak, stres kronis, depresi, bahkan kecemasan. (Zul/Abd)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini