Sukses

Olahraga Perlu Bagi Penderita Jantung

Seringkali seseorang terkena serangan jantung mendadak. Untuk itu kita perlu mengenali gejala dan cara mengurangi risikonya.

Penyakit jantung kini semakin susah dikenali. Selain gejala yang ditimbulkan akibat faktor risiko seperti pola hidup maupun keturunan, seringkali seseorang terkena serangan jantung mendadak. Untuk itu kita perlu mengenali gejala dan cara mengurangi risikonya. Jika sudah divonis mengalami masalah jantung, jangan lupa tetap berolahraga.

Kalau menurut Dr. Santoso Karo-karo, SpJP. Spesialis Penyakit Jantung & Pembuluh Darah, yang praktek di RS Harapan Kita, Jakarta ini, laki-laki 2 kali lebih besar risikonya terkena penyakit jantung dibanding wanita. Namun bukan berarti wanita tidak bisa terkena jantung, karena jika wanita terkena jantung biasanya lebih cepat meninggal.

Hal ini menurut Dr Santoso adalah faktor hormonal juga. "Wanita ada unsur ada kodrat unsur hormon, selama dia belum menopause, dia akan diproteksi oleh hormon. Jadi lebih susah kena, tapi kalau ada faktor risiko kencing manis, sama saja dengan pria. Wanita begitu menopause, jika terkena serangan jantung, lebih banyak yang meningggal," jelasnya yang sempat ditemui beberapa waktu lalu di Jakarta, Jumat (22/3/2013).

Untuk menghindari hal tersebut, Dr Santoso mengungkapkan beberapa hal yang semestinya dilakukan oleh seseorang yang belum atau sudah terlanjur memiliki penyakit jantung.

1. Hindari rokok dan asap rokok

"Saat ini banyak penderita jantung yang terpapar asap rokok. Maka dari itu, jangan dekat orang merokok," jelas dr Santoso.

2. Budaya Kompetitif

"Perilaku pola hidup dan budaya yang kompetitif membuat seseorang seringkali terpancing berperilaku tipe A, seperti tidak mau kalah sehingga bisa memicu adrenalin yang mengakibatkan darah tinggi,"katanya.

3. Jaga pola makan

"Kurangi gula dan garam. Kita harus bijaksana. Kuli boleh makan nasi banyak karena butuh energi yang banyak tapi kita tidak perlu. Cukup makan makanan seimbang dengan perbanyak sayur dan buah dan kurangi karbohidrat. Kuncinya hanya cukup makan dan istirahat," ujar Dr Santoso.

3. Olahraga cukup

Banyak yang beranggapan kalau seseorang dengan penyakit jantung tidak boleh melakukan aktivitas yang melelahkan karena bisa memicu serangan jantung. Hal ini membuat banyak orang keliru.

Menurut Dr Santoso, olahraga itu perlu. Walaupun olahraga tidak bisa menyembuhkan penyakit jantung, tujuannya bukan menyembuhkan tapi membuat faktor risiko jantung berkurang sehingga penyakit ini progresnya melambat.

"Olahraga juga tidak perlu mahal, intinya kalau bisa jalan cepat 4-5 kali seminggu selama 45 menit itu udah cukup tapi sebelum olahraga harus ada pemanasan dan senam ringan setelah jalan selama 5 menit hingga berkeringat. Kalau dilatih kan tidak capek karena bukan olahraga berat seperti marathon,"ungkapnya.

Dr. Santoso menambahkan bahwa jika seseorang yang belum terkena penyakit jantung tapi sudah memiliki penyakit darah tinggi, gula, kencing manis, harus aktif memeriksakan diri ke dokter karena penyakit jantung bisa dicegah. (Fit/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini