Sukses

Raihan si Bocah Koma 5 Bulan Sudah Boleh Pulang ke Rumah

Setelah 5 bulan 2 minggu koma dan tergeletak di RSPAD Jakarta, Raihan bocah 10 tahun yang diduga korban malpraktik rencananya hari ini akan dibawa pulang orangtuanya.

Setelah 5 bulan 2 minggu koma dan tergeletak di ruang perawatan Paviliun Kartika Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Raihan bocah 10 tahun yang diduga korban malpraktik dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau (MPH) rencananya hari ini akan dibawa pulang oleh kedua orangtuanya karena kondisinya sudah mulai membaik.

Kabar ini didapatkan langsung Liputan6.com dari sang Ibu, Oti Puspa Dewi.

Menurut Oti, kondisi fisik anak pertamanya tersebut sudah mulai normal dan stabil, "Alhamdulillah, sudah tidak ada lagi meliuk-liukkan badan karena kesakitan. BAB sudah mulai lancar."

Untuk asupan makanannya pun sudah mulai banyak melalui mulut, walau pun harus banyak bersabar untuk menyuapinya. Tapi, untuk minum air putih dalam porsi yang banyak, menurut Oti,  masih tetap menggunakan sondle (sedotan) karena takut anaknya tersebut keselek.

"Dia paling suka puding cokelat dan tiramisu. Kalau makanan yang masuk ke mulutnya tidak enak, akan dia lepeh dan disembut. Berarti untuk syaraf pengecapannya sudah mulai membaik. Sudah bisa merasakan mana yang enak dan yang tidak enak. Dan mana yang dia suka, mana yang tidak dia suka," kata Oti kepada Liputan6.com, Senin (11/3/2013)

Oti juga menceritakan, kalau tadi pagi ia melihat anaknya tersebut termenung. Tiba-tiba saja bocah yang tercatat sebagai murid di SDN Srengseng 05 Pagi Kembangan, Jakarta Barat, ini tersenyum seperti bayi kalau lagi bermimpi. "Subhanallah. Saya senang sekali. Mungkin Raihan tahu dan senang mikirin dia akan pulang ke rumah."

Jadi, sampai sekarang fans Coboy Junior tersebut lumpuh total, tidak melihat, dan tidak juga mendengar. Tapi, sekarang Raihan sudah dites saraf pendengarannya, sudah membaik, namun tidak bisa berjalan.

"Tak bisa bicara, tapi alhamdulillah sekarang sudah bisa makan lewat mulut walau pun sedikit. Semoga kelak Raihan berangsung-angsur pulih. Mohon doanya, ya. Tubuhnya sudah mulai melemas, dan tidak sekaku yang dulu" ucap dan pinta Oti.

Sekarang, Oti dan sang suami, Muhammad Yunus sedang mengurus segala administrasi untuk membawa anaknya pulang ke rumah.

Waktu disinggung bagaimana kelanjutan pihak keluarga dan pihak Rumah Sakit Medika Permata Hijau (RSMPH) Jakarta, Oti menjawab, "Kita tinggal tunggu proses persidangan dari Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) dan pengadilan saja."

Awal Mula Raihan Harus Dioperasi Usus Buntu Lalu Koma

Pada hari Sabtu, 22 September 2012, sekitar pukul 03.00 WIB Raihan mengaku sudah tidak kuat lagi. Karena apa yang diberikan kepada Raihan semuanya dimuntahkan, Oti meminta Raihan untuk kuat sampai jam 5 pagi biar langsung dibawa ke rumah sakit.

Karena pada saat itu suami Oti, Muhammad Yunus sedang bertugas di Kalimantan, Oti langsung menelepon taksi untuk membawa Raihan ke rumah sakit. Selain menelepon taksi, Oti pun menghubungi keluarganya yang ada di Jambi. Tidak lupa Oti juga menelepon Muhammad Yunus untuk memberitahu keadaan Raihan.

Karena rumah sakit yang terdekat dari kediaman Oti di Srengseng adalah di Rumah Sakit Medika Permata Hijau (MPH) Jakarta, Oti lantas membawa Raihan ke rumah sakit tersebut.

Sesampainya di Rumah Sakit Medika Permata Hijau (MPH) Jakarta, Oti membawa Raihan ke UGD rumah sakit tersebut. Dokter UGD yang waktu itu mengecek Raihan mengatakan kalau Raihan saat itu salah makan.

Karena terlalu banyak muntah, kondisi Raihan pun melemas. Dokter yang saat itu merawat Raihan di UGD langsung pasang infus ke Raihan.

Sekitar pukul 05.00 WIB Raihan langsung dinaikkan ke ruang perawatan. Dan dokter itu mengatakan kepada Oti untuk Raihan melakukan rawat inap.

Dokter itu mengatakan kepada Oti untuk sabar menunggu dokter anak sampai datang dan langsung memeriksa Raihan. Setelah menunggu beberapa jam, sekitar pukul 10.00 WIB dokter anak datang dan langsung memeriksa perut Raihan.

Dokter bedah rumah sakit tersebut (Dr A) menurut Oti datang sekitar jam 1 siang. Setelah dokter bedah itu datang, ia langsung memeriksa Raihan dengan cara yang sama seperti dokter anak lakukan. Memeriksa bagian perut Raihan.

Setelah memeriksa perut Raihan, dokter bedah tersebut mengatakan kalau Raihan terkena usus buntu akut. Tanpa melakukan tes lanjutan, dokter tersebut yakin kalau Raihan menderita usus buntu akut dan harus segera dilakukan tindakan operasi.

Oti yang waktu itu mendengarkan penyataan dokter bedah tersebut langsung kaget dan cemas. Raihan yang baru pertama kali mengeluh sakit perut, langsung didiagnosa oleh dokter kalau ia terkena usus buntu akut. Setelah selesai operasi usus buntu Raihan pun tidak pernah sadar lagi.

(Adt/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.