Sukses

Kemenkes Upayakan Tingkatkan Pelayanan Kesehatan untuk Nelayan

Semua pekerjaan yang dijalani oleh setiap orang mengandung risiko penyakit, tak terkecuali nelayan. Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nafsiah Mboi, nelayan di Nusa Tenggara Barat berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan. Salah satunya nyeri persendian.

Semua pekerjaan yang dijalani oleh setiap orang mengandung risiko penyakit, tak terkecuali nelayan. Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nafsiah Mboi, nelayan di Nusa Tenggara Barat berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan. Salah satunya nyeri persendian.

Risiko kesehatan, lanjut Nafsiah, selalu mengikuti setiap gerak para nelayan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Akibat gangguan kesehatan itu, para nelayan tidak bisa terus-menerus melaut. Dan hal itu yang akhirnya membuat nelayan rawan kemiskinan.

"Nelayan adalah kelompok masyarakat yang rawan kemiskinan dikarenakan pekerjaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim. Sehingga rata-rata nelayan hanya dapat melaut dalam 172 hari," ujar Nafsiah seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (28/2/2013)

Berbicara mengenai penyakit apa saja yang banyak diderita oleh para nelayan, dari hasil penelitian yang dilakukan Kementerian Kesehatan (2006) bahwa sejumlah nelayan di Pulau Bungin, Nusa Tenggara Barat menderita nyeri persendian (57,5%) dan gangguan pendengaran ringan sampai ketulian (11,3%). Untuk nelayan di Kepulau Seribu, DKI Jakarta, mengalami kasus barotrauma (41,37%) dan kelainan dekompresi (6,91%).

Barotrauma merupakan sakit akibat gas yang terjebak dalam badan mengembang dalam rongga telinga, sinus, perut dan bahkan dalam lubang gigi yang sangat menyakitkan. Sedangkan dekompresi merupakan suatu keadaan medis ketika akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf

Demi meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, pemerintah melakukan 8 kegiatan lintas Kementerian/Lembaga yang tertuang dalam Keputusan Presiden (Kepres) No. X/2011. Dan, upaya yang dilakukan di bidang kesehatan sendiri adalah meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya bagi masyarakat nelayan.

Kegiatan puskesmas lebih diarahkan kepada segala upaya kesehatan promotif-preventif dengan focal point keselamatan kerja dan disertai berbagai upaya lain yang mencakup:
  1. Perbaikan gizi : Perbaikan sanitasi dasar dan penyediaan air bersih
  2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak : Penanggulanan penyakit menular dan tidak menular, dan pemberdayaan masyarakat.
"Upaya di bidang kesehatan mempunyai sasaran di 816 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), di mana pada tahun 2012 baru menjangkau 500 PPI," jelas Menkes.

(Adt/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.