Sukses

Orang Indonesia Terlalu Berlebihan Kalau Makan Nasi

Pada tahun 1954 jumlah orang Indonesia yang makan padi hanya 53 persen. Dan, sekarang ini, sebanyak 78 persen lebih orang Indonesia tergantung pada padi.

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang tidak bisa tidak mengonsumsi nasi. Sadar tidaknya, pasti Anda pernah mengatakan 'Tidak bisa hidup, kalau tidak mengonsumsi nasi'.

Dan memang itu benar adanya. Buktinya, presentase masyarakat yang mengonsumsi nasi dari tahun ke tahun semakin melonjang.

Buktinya, pada tahun 1954 jumlah orang Indonesia yang makan padi hanya 53 persen. Dan, sekarang ini, sebanyak 78 persen lebih orang Indonesia tergantung pada padi.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Walikota Depok, Jawa Barat, Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Isma' il, M.Sc dalam acara Seminar Gizi Nasional: Mewujudkan Gizi Seimbang untuk Mengatasi Masalah Gizi Ganda dan Sosialisasi Hasil Penelitian SEANUTS, di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/2/2013)

Kemudian, tambah Mahmudi, yang lebih menghebohkannya lagi adalah sebanyak 14 persen orang Indonesia tergantung pada terigu. Padahal dulu, jumlah orang yang mengonsumsi terigu hampir tidak ada, karena presentasenya 0 persen. Selain itu, jumlah masyarakat yang mengonsumsi non padi dulunya sebanyak 46 persen, sekarang menurun hanya 3-5 persen saja.

Akibat dari ketergantungan masyarakat Indonesia akan padi, membuat Negara Republik Indonesia sulit untuk menjadi eksportir beras terbesar di dunia. Dan Indonesia sendiri kalah dari negara tetangga, seperti Thailand, di mana keduanya sama-sama negara yang menghasilkan beras.

"Nah, akibatnya begini.. Thailand yang sama-sama menghasilkan padi, sama-sama menghasilkan beras, negaranya hanya mengonsumsi separuh dari orang Indonesia. Sementara orang Indonesia yang sudah menghasilkan padi, makan sampai 2 kali lipat, dan hasilnya adalah kurang dan akan selalu kurang," kata Mahmudi.

Diakui Mahmudi, Thailand sendiri hanya makan 70 kg per kapita per tahunnya, sehingga membuat negaranya kelebihan padi dan dapat menjadikan negara tersebut menjadi eksportir beras terbesar di dunia.

"Bayangkan, kalau orang Indonesia konsumsi hanya 70 kg per kapita per tahunnya, Indonesia akan langsung secara spontan menjadi eksportir terbesar di dunia dengan suplay antara 15 sampai 18 juta ton tiap tahunnya. Dengan begitu, maka Indonesia dapat membantu 900 juta orang di dunia yang kelaparan," jelas mantan Menteri Kehutanan tersebut.

Menurut Mahmudi, Indonesia sendiri bisa seperti Thailand menjadi negara eksportir terbesar di dunia. Dengan cara, menerapkan One Day No Rice, "Makanlah nasi dengan seperlunya saja. Makan nasi lebih baik 1 porsi satu hari. Kalau orang Indonesia, makan nasi seharinya 3 kali, biar klop,"

One Day No Rice sendiri dimaksudkan Mahmudi tidak untuk mengharamkan beras, tidak untuk menghambat intensifikasi, dan tidak juga untuk menghambar ektensifikasi tanaman padi.

Semua itu dilakukan untuk membuat gizi masyarakat Indonesianya seimbang, dan dapat mewujudkan impian untuk menjadi negara yang dapat mengekspor ke luar.

(Adt/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini