Sukses

Soal Seks Apa yang Ingin Diketahui Bocah 10 Tahun?

Seiring pertambahan usia, keingintahuan anak-anak yang berhubungan dengan seks juga berkembang. Sebenarnya topik seks apa yang membuat anak laki-laki dan gadis penasaran?

Masalah seks sebaiknya sudah diinformasikan ke anak-anak sejak usia dini. Seiring pertambahan usia, keingintahuan anak-anak yang berhubungan dengan seks juga berkembang. Sebenarnya topik seks apa yang membuat anak laki-laki dan gadis penasaran?

Seperti yang dilakukan di SD di London Barat karena pendidikan seks masuk dalam pelajaran siswa. Sebanyak enam siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang membuatnya penasaran tanpa menyebutkan namanya.

Pertanyaan siswa laki-laki berusia 10-11 tahun itu kemudian dimasukkan dalam sebuah kotak yang harus dijawab guru laki-laki. Sedangkan guru perempuan menjawab 10 pertanyaan siswi berusia 10-11 tahun.

Dari pertanyaan itu terungkap, para siswa-siswi bukan ingin tahu tentang biologi seks dan reproduksi. Keprihatinan utama anak-anak itu merupakan perubahan tubuhnya. Para siswa-siswi ingin tahu lebih banyak di mana rambut akan tumbuh dan berapa lama akan tumbuh.

Anak perempuan ingin mengetahui seberapa lebar pinggulnya akan berkembang, sedangkan anak laki-laki ingin tahu berapa banyak keringatnya.

Seorang anak laki-laki bertanya 'Apakah pubertas pernah berakhir?' seperti dikutip Guardian, Rabu (20/2/2013).

Pendidikan seks di SD lebih kepada masalah emosional, meski istilah pendidikan seks itu sedikit keliru.

Simon Blake, kepala eksekutif amal kesehatan seksual Brook mengatakan, istilah tersebut amat menyesatkan karena anak usia 4 tahun diajarkan tentang seks. Bahkan beberapa sekolah menyebutnya dalam pendidikan pribadi, sosial, dan kesehatan 'tumbuh' atau 'tubuh'.

Lucy Emmerson, koordinator Forum Pendidikan Seks, menjelaskan, cara terbaik guru memberikan pendidikan seks adalah teratur berkonsultasi dengan siswa apa yang ingin diketahuinya. "Meminta anak menulis pertanyaan-pertanyaan mereka secara pribadi dan memasukkannya dalam kotak pertanyaan tanpa nama adalah cara yang baik jika anak-anak mungkin malu mengajukan pertanyaan keras-keras," ujarnya.

"Pada usia itu, Anda telah belajar dasar-dasar, bahwa ada anak laki-laki dan perempuan, beberapa orang memiliki mata biru dan beberapa memiliki mata coklat dan Anda sudah mulai melihat hal-hal akan berubah," katanya.

Menurutnya, rasa ingin tahu dari anak-anak itu alami dengan bertanya-tanya tentang tubuh manusia."Anak sekitar 10 atau 11 tahun juga ingin tahu mengapa kentut bau atau mengapa bola mata kita tidak keluar dari kepala kita ketika kita bersin". Dan tahun keenam adalah ketika anak-anak mulai berpikir tentang apa yang akan terjadi.

Selain itu, pertanyaan anak yang paling ingin ditanyakan adalah apa yang berubah ketika usia bertambah. "Anak-anak kecil, berusia antara tiga dan enam tahun tertarik pada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, penamaan bagian tubuh, di mana bayi berasal dan teman-teman dan keluarga," kata Emmerson.

"Hal ini juga penting bahwa anak-anak belajar tentang area mana dari tubuh pribadi dan tidak boleh disentuh dan kepada siapa mereka dapat berbicara jika mereka khawatir," katanya.

"Orang dewasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi ini kepada anak-anak ... tidak hanya untuk menunggu pertanyaan mereka."

Pada usia tujuh dan delapan tahun, lanjutnya, anak-anak memiliki pertanyaan tentang tumbuh dewasa dan bagaimana tubuh berubah. Anak-anak usia tersebut juga ingin tahu tentang persahabatan dan bagaimana mengelola isu bullying.

Murid mencapai akhir sekolah dasar akan memiliki pertanyaan yang lebih rinci dalam berbagai isu termasuk cinta, berbagai jenis keluarga, pubertas, kehamilan, dan bagaimana bayi berkembang dan dilahirkan. Kadang-kadang anak menanyakan karena telah membaca, melihat di televisi atau internet atau mendengar dari teman-teman.

Blake menambahkan: "Banyak orangtua merasa malu membahas masalah ini dengan anak-anak mereka. Orangtua sering menganggap sekolah melakukan lebih dari yang mereka lakukan, dan sekolah melakukan kurang dari mereka mungkin karena merasa khawatir bahwa orangtua tidak menginginkannya". (Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.