Sukses

Ibu Hamil Jauhi Minuman Berkafein, Tak Hanya Kopi

Wanita yang senang meminum kopi di pagi hari biasanya sulit melepaskan kebiasaannya. Namun, jika wanita itu hamil, pertimbangkan untuk menghentikan kebiasaannya. Minuman yang mengandung kafein tak hanya kopi. Teh dan cokelat termasuk di dalamnya.

Wanita yang senang meminum kopi di pagi hari biasanya sulit melepaskan kebiasaannya. Namun, jika wanita itu hamil, pertimbangkan untuk menghentikan kebiasaannya. Minuman yang mengandung kafein tak hanya kopi. Teh dan cokelat termasuk di dalamnya.

Penelitian pada 60 ribu wanita menemukan, meskipun stimulan yang terkandung sudah rendah, bayi masih berisiko lahir dengan berat badan rendah dibanding yang diharapkan.

Kopi adalah sumber dari sebagian besar kopi yang dikonsumsi wanita. Tapi, jika menghindarinya, biasanya wanita akan memilih teh dah cokelat.

Situs berita Inggris Guardian, Selasa (19/2/2013), melaporkan, Norwegian Institute of Public Health mengeluarkan laporan yang menyebutkan, konsumsi 200-300 mg kafein  per hari meningkatkan risiko melahirkan bayi yang kecil. Seorang anak yang diharapkan lahir dengan rata-rata berat lahir 3,6 kg bakal kehilangan 21-28 gram untuk setiap 100 mg kafein yang dikonsumsi ibunya setiap hari.

Demikian disampaikan dalam Jurnal BMC Medicine. Kafein dari sumber mana pun tampaknya bisa mengurangi berat lahir.

The Food Standards Agency di Inggris menyarankan ibu hamil untuk membatasi asupan kafein nya tidak lebih dari 200mg per hari. Sebuah survei yang dilakukan itu menemukan, secangkir kopi berisi sekitar 140 mg kafein.

Verena Sengpiel, di Sahlgrenska University Hospital di Swedia, mengatakan, batas rendah kafein tampaknya juga belum cukup. Jika wanita ingin hati-hati, maka harus lepas dari minuman yang mengandung kafein.

"Kami tidak menemukan ambang batas dari miligram kafein seiring dengan bertambahnya usia kehamilan," ujar Sengpiel."Jika wanita ingin berhati-hati dan tak ingin ada masalah sebaiknya menghentikan mengonsumsi kafein".

Anak yang lahir kecil bisa rentan mengalami masalah kesehatan. Termasuk ketidakmampuannya mengatur suhu dan kadar glukosa darah.

Meskipun bayi hanya kehilangan sedikit berat badan, itu sudah cukup membuat anak yang lahir kecil dan menjadi perhatian.

Penelitian ini didasarkan pada pengamatan, sehingga mustahil memastikan kalau kafein penyebabnya. Namun para ilmuwan mengatakan, rokok dan faktor lain juga bisa mempengaruhi berat lahir.Peneliti berencana untuk menindaklanjuti catatan medis anak-anak untuk melihat apakah mengalami masalah perkembangan di tahun-tahun awal kehidupannya.(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini