Sukses

Studi: Sunat pada Pria Mengurangi Kenikmatan Seksual

Penelitian terbaru fokus pada sunat yang dilakukan pada anak-anak laki atau pria dewasa. Hasilnya, sunat bisa mengurangi kenikmatan seksual.

Sebuah penelitian pernah mengungkapkan sunat pada anak perempuan bisa membuat kehidupan seksnya menjadi buruk. Dan penelitian terbaru fokus pada sunat yang dilakukan pada anak-anak laki atau pria dewasa.

Hasilnya, kesenangan seksual yang intens dan orgasme pada pria menjadi berkurang dibandingkan pria yang tidak disunat..

"Kami tidak mengatakan kurangnya aktivitas seksual atau kepuasan, tapi sensitivitas," kata peneliti senior pada penelitian itu, Dr Piet Hoebeke, dari Ghent University Hospital, seperti dikutip Reuters, Jumat (15/2/2013).

Pria ditanyakan apakah pernah disunat dan diminta untuk menilai seberapa sensitif penisnya, seberapa intens orgasme dan apakah mengalami sakit atau mati rasa ketika terangsang.

Secara keseluruhan, 310 pria yang disurvei disunat dan 1.059 tidak disunat. Masing-masing dinilai seberapa sensitif penisnya pada skala 0 sampai 5, dengan mati rasa ketika terangsang.

Secara keseluruhan, pria yang tidak disunat dilaporkan 0,2 point dan 0,4 poin lebih sensitif dan mendapatkan kenikmatan seksual ketika kepala penisnya (yang dikenal dengan glan) memukul saat bergairah, dibandingkan pria yang sudah disunat.

Pria yang tidak disunat misalnya mempunyai skor sensitivitas rata-rata 3,72 ketika pasangannya membelai bagian glan penis, dibandingkan dengan 3,31 pria yang disunat. Pria yang tidak disunat juga melaporkan mengalami orgasme secara intens.

"Ini bukan perbedaan yang sangat besar dalam sensitivitas, tapi perbedaan yang signifikan," ujar Hoebeke.

Saat ini, sekitar setengah pria AS melakukan pembedahan kulup saat lahir dan sekitar 30 persen pria di seluruh dunia melakukan sunat. Beberapa agama seperti Islam dan Yudaisme, menganggap sunat merupakan bagian dari praktik keagamaan, sementara orang lain memilih sunat untuk manfaat kesehatan, termasuk penurunan risiko infeksi saluran kemih.

Hoebeke dan rekan-rekannya menulis dalam BJU Internasional bahwa ada beberapa penelitian yang meneliti apakah kulup bisa berperan dengan kenikmatan seksual. Namun Dr Aaron Tobian, yang mempelajari sunat dan tak ikut dalam studi baru ini mengatakan, uji coba sebelumnya dilakukan secara acak dengan melihat performa seksual dan kepuasaan. Tapi penelitian itu tak menemukan perbedaan.

Satu penjelasan yang mungkin untuk perbedaan potensial dalam sensitivitas adalah kulup pria bisa melindungi kepala penis dari gesekan dengan pakaian dalam. Ada kemungkinan, peneliti menulis, gesekan yang membuat kepala penis menjadi tebal, kering, dan akhirnya kurang sensitif.

Para peneliti juga menemukan pria yang disunat lebih mungkin untuk melaporkan nyeri lebih dan mati rasa selama gairah dibanding pria yang tidak disunat, yang Hoebeke mengatakan mungkin karena jaringan parut.

"Saya kagum dengan orang yang melaporkan rasa sakit selama kenikmatan seksual. Itu sangat menakjubkan dan tak terduga," katanya.

Tobian, dari John Hopkins University di Baltimore mengatakan, temuan ini menghilangkan konteks yang penting."Bukti-bukti medis dan manfaat dari sunat pria sangat jelas," jelas Tobian kepada Reuters Health.

"Jika ada vaksin di luar sana yang mengurangi risiko HIV hingga 60 persen, herpes sebesar 30 persen, dan kanker penis menyebabkan HPV sebesar 35 persen, komunitas medis akan memadukannya," jelas Tobian.

Sementara, American Academy of Pediatrics mengatakan manfaat dari sunat laki-laki lebih besar daripada risiko.(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.