Sukses

Orang yang Jatuh Cinta Denyut Jantungnya Satu Irama

Pasangan yang sedang jatuh cinta tak hanya berbagi minat yang sama. Keduanya ternyata mempunyai ritme detak jantung yang sama pula.

Pasangan yang sedang jatuh cinta tak hanya berbagi minat yang sama. Keduanya ternyata mempunyai ritme Iirama) detak jantung yang sama pula.

Para ilmuwan menemukan, pola pernapasan dan detak jantung pasangan kekasih bakal cocok setelah keduanya duduk. Padahal, pasangan itu tak berpegangan tangan atau membicarakan agar persamaan itu bisa terjadi. Tapi, efek itu tak terjadi pada orang yang tak dikenal.

Penelitian itu dilakukan ilmuwan dari University of California, Davis. Peneliti mempelajari efek fisik dalam sebuah hubungan.

Pemimpin studi Profesor Emilio Ferrer mengatakan, timnya sudah melihat banyak penelitian tentang seorang yang menjalin hubungan asmara bisa mengalami hal-hal yang dialami orang lain secara emosional. Tapi studi yang dilakukannya juga menunjukkan pasangan berbagi pengalaman pada tingkat fisiologis.

Tim melakukan serangkaian latihan pada 32 pasangan normal, yang terhubung dengan monitor detak jantung dan pernapasan. Pasangan-pasangan itu diminta untuk duduk beberapa meter dari satu sama lain di ruang yang tenang, keduanya tak saling berbicara atau bersentuh. Dan pada satu titik keduanya diminta melakukan pergerakan.

Data menunjukkan, kedua pasangan menunjukkan pola denyut jantung dan pernapasan yang sama, tapi wanita cenderung lebih menyesuaikan ke pasangannya.

"Dengan kata lain, kami menemukan kalau perempuan menyesuaikan dalam hubungan dengan pasangannya," kata Jonathan Helm, dari UC Davis seperti dikutip Dailymail, Rabu (13/2/2013).

"Detak jantung wanita berhubungan dengan pasangannya. Saya pikir ini artinya wanita mempunyai hubungan yang kuat dengan pasangannya, mungkin lebih dari empati," tambahnya.

Para pasangan itu kemudian bercampur dan melakukan latihan yang sama dengan orang asing. Kali ini jantung para responden tak menunjukkan sinkroni, dan pernapasannya juga tidak cocok.

Helm mengatakan, para peneliti belum yakin mengapa pasangan meniru satu sama lain dan selanjutnya akan mempelajari apakah mungkin ada manfaat kesehatan.

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam American Psychological Association journal Emotion.

Penelitian ini mengikuti sebuah studi di Aarhus University Aarhus yang menemukan melihat teman yang kondisinya stres dapat menyingkronkan kedua denyut jantung.

Dalam percobaan itu, ketika penonton mengamati keluarga atau teman yang melintasi bara, ia dan yang ditonton memiliki detak jantung yang berubah pada waktu yang bersamaan.

Penelitian yang diterbitkan dalam PNAS, menunjukkan ikatan sosial lebih kuat dibandingkan yang orang sadari.

Pemimpin studi, Ivana Konvalinka, mengatakan hasil tersebut menunjukkan sebenarnya manusia bisa menemukan penanda keterhubungan emosional dalam tindakan tubuh. "Itu bukan hanya efek kognitif".(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.