Sukses

Sebelum Marahi Anak yang Mengompol, Marahilah Diri Anda Sendiri

Menghukum anak yang suka mengompol adalah kebiasaan paling umum yang dilakukan oleh para orangtua. Seorang anak tidak dapat mengontrol kandung kemih atau kencingnya sampai ia berusia 5 tahun.

Tak sedikit orangtua yang berteriak atau marah kepada anak-anaknya yang suka mengompol. Padahal, orangtua yang suka berteriak pada anak-anak yang suka mengompol pada akhirnya akan memperkeruh kondisi anak-anak tersebut.

Menurut Dr Pankaj Deshpande, pediatrik nefrologis asal India bahwa menghukum anak yang suka mengompol adalah kebiasaan paling umum yang dilakukan oleh para orangtua.

"Ini bukan kurangnya upaya pada anak Anda untuk tidak mengompol. Ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak Anda menjadi mengompol, dan semua itu di luar kendali mereka. Anak Anda harus belajar bagaimana caranya mengontrol kandung kemihnya di malam hari. Sama seperti Anda yang tidak bisa mengajarkan anak Anda berbicara dalam satu hari," kata Pankaj seperti dilansir Times of India, Selasa (12/2/2013).

Banyak yang meyakini bahwa seorang anak tidak dapat mengontrol kandung kemih atau kencingnya sampai ia berusia 5 tahun. 20 persen anak-anak terus mengompol, bahkan sampai ia berusia 10 tahun. Kurang dari 10 persen anak membawa kebiasaan mengompolnya sampai ia berusia remaja.

"Hal seperti ini bukanlah masalah medis yang dihadapinya, namun karena ia malu yang berkaitan dengan perilaku seperti itu," tambah Deshpande.

Sifat seperti ini dikenal dengan nocturnal enuresis atau ketidakmampuan ia mengatur kencingnya yang aktif di malam hari.

Sebenarnya juga, mengompol telah dikaitkan dengan banyak faktor yang termasuk di dalamnya :

1. Genetik

Kebanyakan anak yang mengompol memiliki sejarah yang sama dengan orangtuanya. Jadi, sebelum Anda memarahi anak yang mengompol, cobalah untuk mengingat apakah dulu Anda mengompol atau tidak.

2. Tidak adanya komunikasi antara kandung kemih dan otak

Kebanyakan anak-anak belajar untuk merespons segala sesuatu yang sampai di otaknya bahkan ketika ia sedang tertidur. Jika terjadi 'kecelakaan' pada anak Anda di malam hari, ingatlah kalau itu bukan salahnya.

Jika sifat seperti itu terus menerus terjadi padanya, cobalah untuk mengajaknya ngobrol atau periksa ke dokter. Barangkali ada stres yang hinggap di dirinya.

3. Kandung kemih secara fungsional tidak terlatih

Ketika kandung kemih menerima asupan dari ginjal dan merasa penuh, pada akhirnya mengendur dan mengelurkan air seni.

4. Rasa cemas

Seringkali anak-anak yang stres dan mendapat gangguan di sekolahnya cenderung mengompol. Terkadang, kelahiran adik baru dapat menjadi penyebabnya.

"Ketika anak yang lebih tua merasa ditinggalkan, ia akan menarik diri dari cangkangnya, dan pada akhirnya akan mencari perhatian orangtuanya. Mengompol bisa menjadi bagian dari proses ini," kata psikiater Dr Harish Shetty.

5. Menangani hal ini

Apakah Anda pernah mendengar seorang pria dan wanita yang sampai berusia dewasa masih mengompol? Pahamilah bahwa mengompol tidak akan berlangsung seumur hidup.

Yang perlu Anda lakukan kini adalah membekali diri Anda sehingga Anda mampu menanganinya dengan benar.

(Adt/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini