Sukses

Sering Konsumsi Tanaman Kath Bisa Bikin Gigi Hancur

Pohon Catha Edulis atau Khat menjadi sering terdengar usai kasus Raffi Ahmad merebak. Tanaman dari negara beriklim panas itu ternyata bisa membuat gigi rusak.

Pohon Catha Edulis atau Khat menjadi sering terdengar usai kasus Raffi Ahmad merebak. Tanaman dari negara beriklim panas itu ternyata bisa membuat gigi rusak. Di Indonesia, tanaman tersebut tumbuh subur di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Sebenarnya, ada dua jenis tanaman Khat yakni hijau dan merah. Efek kimiawi yang dihasilkan dari Kath itu jauh lebih berbahaya dibanding manfaatnya.

"Secara kimiawi ini berbahaya. Efek jangka pendek nggak bisa tidur karena badan terstimulasi sehingga terasa seger, melek terus, karena jantung terpacu. Efek jangka panjang gigi bisa hancur," kata Kepala Humas BNN, Kombes Sumirat Dwyanto dalam kunjungan dan sosilisasi tanaman Khat di Cisarua, Bogor, Selasa (5/1/2013). .

Menurut Sumirat, tanaman tersebut lima tahun lalu dibawa turis dari Yaman dalam bentuk stek. Dan tanaman tersebut berasal dari daerah panas. Tapi, di Cisarua tanaman tersebut bisa tumbuh subur.

Di Yaman dan Arab, Kath dilarang karena mengandung zat berbahaya. "Untuk orang Arab biasa digunakan untuk menambah vitalitas. Rasanya sepet," ujar Sumirat.

Pengonsumsi Kath, lanjut Sumirat, biasanya menyerap air yang dihasilkan dari segenggam daun. Tapi ada juga yang memakan ampasnya. "Saat dikonsumsi daun harus segar dan tidak boleh lebih dari 48 jam," kata Sumirat menambahkan.

Sementara itu, mantan Direktur Pengawasan NAPZA BPOM dr Danardi Sosrosumihardjo SpKJ (K) saat dihubung liputan6.com menjelaskan, Catha Edulis adanya di Semenanjung Barat, Afrika Timur, maupun Arab Saudi.

Biasanya tanaman dikonsumsi dengan dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek stimulannya. Namun, Cathynone (Katinona) yang beredar merupakan sintetis dari kandungan tanaman Kath.

"Jadi bukan Catha Edulis yang diekstrak. Itu bentuknya sudah kristal," jelas dr Danardi. (Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini