Sukses

Harapan Jyoti Singh Sebelum Meninggal, Pemerkosa Dibakar Hidup

Korban perkosaan India, Jyoti Singh Pandey, mempunyai harapan yang disampaikan ibunya menjelang ajal menjemputnya, yakni para pelaku dibakar hidup-hidup.

Korban perkosaan India, Jyoti Singh Pandey, mempunyai harapan yang disampaikan ibunya menjelang ajal menjemputnya. Mahasiswi Fisioterapi itu menginginkan keenam pria yang telah memperkosanya dengan brutal dibakar hidup-hidup.

Hal ini disampaikan ibu dari Jyoti kepada The Sunday Telegraph di kampung halamannya di Medawara Kalan, seperti dikutip Dailymail, Senin (14/1/2013).

Selama ini, ibu Jyoti tak pernah melontarkan satu kata mengenai penderitaan yang dialami anaknya. Namun kini ia bersuara lantang berharap keenam terdakwa kasus perkosaan itu dihukum gantung.

"Saya hanya menginginkan satu hal. Saya ingin melihat hewan-hewan itu digantung," katanya.

Gadis berusia 23 tahun menderita luka dalam yang sangat parah, mengalami kerusakan otak, dan serangan jantung. Dan sang ibu yang sudah berusia 46 tahun menyampaikan kata-kata terakhir putrinya.

"Jiwaku tidak akan pernah tenang jika pria-pria yang menyiksa anakku tidak digantung," tegas wanita itu

Pada 16 Desember, Jyoti diserang sekelompok orang di bus saat bersama temannya. Ia meninggal di rumah sakit di Singapura setelah 13 hari usai serangan brutal itu.

Teman pria Jyoti, Awninder Pandey, mengatakan, sekelompok pria yang ada di dalam bus yang dilengkapi tirai dan kaca berwarna terlihat sudah merencanakan menjebak keduanya. Setelah berada di bus, ia diserang dan Jyoti diperkosa oleh sekelompok pria yang diduga mabuk, termasuk pengemudi.

Si pengemudi yang juga memukul Jyoti dengan sebatang besi sehingga mengalami luka dalam yang menyebabkan kematian.

Teman pria Jyoti diyakini sebagai satu-satunya saksi dalam kasus tersebut dan dia melakukan yang terbaik untuk melawan keenam pria yang menjadi terdakwa.

Usai melakukan aksi bejatnya, Jyoti dan temannya dibuang di tepi jalan.

Setelah 10 hari dari kejadian, Jyoti diterbangkan dari rumah sakit di India ke Singapura, dengan berharap Jyoti bisa ditangani spesialis yang bisa menyelamatkannya.

Pada saat orangtuanya mendampinginya di Singapura, Jyoti hampir tak bisa berbicara. Satu-satunya komunikasi yang bisa dilakukan adalah dengan bahasa isyarat.
Ibu Jyoti menceritakan bagaimana putrinya berbisik padanya menjelang ajalnya.

"Salah satu yang ia sampaikan ke saya 'Mama, saya ingin mereka dibakar hidup-hidup'," ujarya.

Sebenarnya, keluarga Jyoti mendapatkan cek sebesar 26.000 Poundsterling sebagai biaya kompensasi atas kematian dari pemerintah. Tapi sang ibu mengatakan, ia tak tertarik dengan kompensasi. Ia hanya menginginkan kematian untuk para pemerkosa.

Pekan lalu, lima pria muncul di pengadilan dengan tuduhan penculikan, perkosaan, dan pembunuhan. Seorang terdakwa keenam diyakini berusia 17 tahun. Ia menghadapi dakwaan di pengadilan anak-anak.

Beberapa terdakwa datang dari distrik yang dikenals ebagai sebuah 'cluster kumuh' yang disebut yang disebut Ravidas Camp, yang memiliki reputasi tanpa hukum. (Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini