5 Masalah Seks dan Jalan Keluarnya

Usai melahirkan, usai mengalami sakit atau mengalami gangguan ereksi merupakan masalah-masalah bisa mengganggu pasangan di tempat tidur. Bagaimana menyelesaikan masalah ranjang ini?

Jika tidak diselesaikan, masalah di kamar tidur dapat menyebabkan terjadinya putus cinta, kecurangan dan permusuhan pada pasangan Anda.

Seperti dilansir Times of India, Minggu (13/1/2013) ada berbagai faktor yang mengganggu kehidupan seks pasangan. Dari beberapa masalah yang paling sering diajukan berikut adalah solusi terbaik untuk pemecahannya:

1. Post pregnancy/setelah melahirkan

Ini alasan yang hampir klise ketika anak-anak lahir. Romansa yang ada tiba-tiba terbang keluar jendela.

Semua waktu akan Anda dan pasangan habiskan untuk mengurus anak-anak. Dan sekarang waktunya Anda untuk terlibat dalam fantasi seks setelah waktu Anda diambil untuk mengurus bayi cukup melelahkan.

Yang perlu diingat adalah bahwa sekarang ini Anda adalah orangtua. Ingat beberapa hal yang Anda dapat pikir dan lakukan.

Mulai berpikir seperti itu lagi dan melakukan hal-hal yang Anda dan pasangan wajib lakukan.

Rencanakan tanggal yang mungkin akan membawa pasangan Anda menerima hadiah dari Anda. Mengatur apa yang akan Anda lakukan dan merapikan diri.

Untuk seorang ayah, cobalah kembali berpikir tentang hubungan seks setiap 20 menit.

Mintalah bantuan teman atau saudara untuk mengurus anak Anda dan membebaskan Anda berdua sehingga Anda dapat menikmati beberapa waktu untuk berhubungan seks kembali secara teratur.

2. Setelah terkena serangan jantung

Seks memang baik untuk jantung Anda dan juga baik untuk pasangan Anda. Penyakit jantung tidak selalu berarti Anda harus berhenti berhubungan seks sama sekali, kecuali kalau itu sangat parah.

Bahkan dalam banyak kasus, aktivitas seksual dapat bermanfaat karena seks bisa setara dengan olahraga ringan dengan peningkatan denyut jantung, tekanan darah sedikit meningkat dan konsumsi oksigen ditingkatkan.

Sebuah studi telah menunjukkan bahwa kurang dari satu persen dari semua kematian jantung koroner terjadi selama atau setelah berhubungan seks. Dokter percaya bahwa manfaat terapi seks lebih besar daripada risikonya.

3. Tidak memiliki cukup waktu

Langkah pertama yang harus Anda dan pasangan lakukan adalah mengobrol untuk mendapatkan kesepakatan bersama bahwa Anda perlu membuat beberapa perubahan, tanpa menyalahkan siapa pun.

Kemudian Anda dapat menaruh beberapa rutinitas kecil yang sederhana.

Buatlah semacam perjanjian. Pasangan Anda pulang lebih awal pada satu malam sehingga Anda dapat memiliki malam sebagai sebuah keluarga. Bahkan jika itu hanya makan malam.

4. Disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi bisa menjadi tanda tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan menyumbat arteri Anda, dan semua ini perlu penyelidikan dan pengobatan.

Frekuensi ereksi bukanlah satu-satunya hal yang berubah seiring bertambahnya usia. Sebagai seorang pria, bertambahnya usia, ereksinya memang tidak lagi tegak.

Penis secara bertahap berhenti menjadi keras seperti ketika ia masih muda dan hampir semua orang mengalami kesulitan mempertahankan ereksi setelah orang tersebut berada di usia 50 tahunan.

Beberapa mungkin terlihat penurunan sebelumnya dari usia 45 tahun. Selama Anda bisa mendapatkan ereksi, tanyakan kepada dokter tentang obat-obatan yang dapat membantu Anda.

5. Berkurangnya tingkat seks

Sebuah hubungan yang dewasa memiliki kenikmatan tersendiri. Baik dari segi kepuasan, kepercayaan dan seks itu sendiri bukannya menjadi hidangan utama melainkan menjadi hidangan penutup.

Sekarang Anda bebas untuk membuat makanan penutup apa yang Anda suka. Berikan beberapa pemikiran. Pikirkan variasi seksnya. Pikirkan skenario baru yang membuat seks Anda menjadi seseuatu yang berharga. (ADT/IGW)