Sukses

Tes Smear Bisa Mendeteksi 3 Jenis Kanker pada Wanita

Beberapa waktu lalu sebuah terobosan telah ditemukan dengan munculnya tes tunggal untuk mendeteksi tiga jenis kanker yang ada pada wanita.

Beberapa waktu lalu sebuah terobosan telah ditemukan dengan munculnya tes tunggal untuk mendeteksi tiga jenis kanker yang ada pada wanita.

Tes smear sudah tersedia untuk kanker serviks yang juga dapat memeriksa penyakit dalam ovarium dan rahim.

Tes ini sendiri sedang dikembangakan oleh para ilmuwan di Amerika Serikat dan diharapkan dapat disederhanakan lagi dan menjadi relatif murah.

Tes ini juga mampu untuk mendeteksi kanker  ovarium yang dijuluki 'the silent killer' yang akan menjadi terobosan yang sangat signifikan.

Ini menunjukkan tidak adanya gejala pada tahap awal dan biasanya tidak terdiagnosa sampai semuanya terlambat dan terbukti fatal pada dua per tiga kasus seperti ini.

1.400 jiwa setiap tahunnya dapat mendeteksi apakah terkena kanker yang terjadi pada lapisan rahim atau yang dikenal dengan kanker endometrium.

Penelitian baru ini dibangun atas keberhasilan tes smear yang mampu mencari kelainan pada sel-sel di leher rahim dan jalan masuk ke rahim.

Prosedur yang dilakukan selama lima menit secara rutin ditawarkan setiap tiga tahun untuk wanita berusia 25 sampai 49 tahun dan kemudian setiap lima tahun terus bertambah untuk wanita yang berusia 65 tahun.

Tes ini dipuji karena berhasil memotong jumlah kasus kanker serviks sebanyak tiga per empat sejak diperkenalkannya tes ini.

Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada cara yang dapat diandalkan untuk pemeriksaan kanker ovarium dan endometrium.

Para peneliti dari John Hopkins Kimmel dari Cancer Center di Batimore, Maryland, mengidentifikasi gen abnormal yang ditemukan dalam jenis sel-sel kanker tertentu.

Para peneliti kemudian memeriksa sampel dari smear serviks untuk mencari sel-sel kanker dari indung telur atau rahim yang telah patah dan membuat sel-sel tersebut ke leher rahim.

Metode ini memiliki tingkat keberhasilan hingga 100 persen dalam mendeteksi kanker endometrium. Hal ini juga menemukan 40 persen dari tumor ovarium.

Kanker terdeteksi di tahap kedua awal dan akhir.

Selain itu tidak ada wanita yang dalam kenyataannya sehat ternyata didiagnosa menderita kanker.

Tingkat keberhasilan untuk kanker ovarium mungkin tampak masih rendah. Tetapi tes masih dapat mendeteksi kasus yang sebenarnya takkan terlihat sampai kata terlambat.

Para peneliti yang menulis the journal Science Translation Medicine mengatakan pengujian untuk gen lebih mungkin memberikan hasil yang lebih baik.

Uji coba skala besar diperlukan sebelum tes PapGene. Dr Shannon Westin salah seorang peneliti dari University of Texas mengatakan bahwa untuk mengangkap tiga jenis kanker, tes Pap mungkin harus diberikan sepanjang hidup, bukan hanya sampai usia 65 tahun.

Seperti dilansir Daily Mail, Kamis (10/1/2012), Nunn Hazel dari Cancer Research di Inggris menyambut baik berita dari test itu dan mengatakan, "Mencari bukti ovarium dan kanker rahim dalam uji sampel pada wanita adalah sebuah ide cemerlang.  Pemerintah menjanjikan bahwa hasil surat perintah penelitian pada skala yang lebih besar untuk melihat apakah pendekatan ini bisa mengambil penyakit ini pada tahap awal ketika kemungkinan bertahan hidup adalah yang terbaik."

Gilda Witte, chief executive of Ovarian Cancer Action menambahkan, "Ini memang berita yang sangat menjanjikan."

Tapi, Gilda juga menambahkan catatan untuk terus hati-hati bahwa penelitian ini masih dalam tahap awal dan wanita juga perlu menyadari gejala kanker ovarium dan memeriksa sedini mungkin.

Gejala utamanya adalah sakit perut dan kembung persisten. Kesulitan makan atau perasaan penuh dan cepat untuk selalu buang air kecil lebih sering. (ADT/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.