Sukses

Sengatan Listrik Bisa Menyembuhkan Migrain Kronis

Ada cara terbaru untuk mengobati migrain dengan cara menggunakan arus listrik yang kuat sehingga menormalkan fungsi saluran darah ke otak.

Jika Anda mengalami sakit kepala jangan dianggap remeh. Serangan sakit kepala migrain terasa lebih menyiksa dan terkadang datang tiba-tiba. Penderita akan merasakan nyeri dan berdenyut seperti dipukuli dan ditarik-tarik dan biasanya disertai dengan gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah.

Mungkin Anda perlu mencoba pengobatan penghilang rasa sakit untuk kepala dengan cara menggunakan arus listrik yang kuat sehingga menormalkan fungsi saluran darah ke otak.

Seperti dilansir Dailymail, (5/1/2013), terobosan ini memberikan harapan bagi penderita migrain kronis untuk mengurangi rasa sakit kepala hingga 37%.

Teknik ini dikenal dengan stimulasi otak dalam atau arus transkranial langsung (TDCS) yang bisa mengubah kecepatan neuron di otak.

Penelitian ini menganalisis tiga belas pasien migrain kronis yang setidaknya mengalami 15 kali sakit setiap bulan. Pasien ini diberikan sengatan listrik yang ditempatkan di atas korteks motorik. Selama 10 sesi dalam empat minggu, ternyata nyeri malah berkurang sebesar 37%.

Diharapkan stimulasi listrik akan mengurangi kebutuhan obat dan kecanduan obat penghilang rasa sakit sehingga mengurangi efek samping dan risiko kecanduan.

" Selama ini pasien telah memiliki sejarah yang rata-rata sudah 30 tahun menderita migrain," kata kata Alexandre DaSilva, asisten profesor di Kedokteran Gigi dan penulis utama studi, yang muncul dalam jurnal Headache.

"Penelitian ini memberikan bukti kalau mekanistik yang diketahui TDCS dari korteks motorik mungkin bekerja sebagai terapi pencegahan yang sedang berlangsung di mana serangan migrain lebih sering dan tahan terhadap pengobatan konvensional," kata DaSilva .

"Ini adalah laporan awal, dengan penelitian lebih lanjut,  di masa depan terapi adjuvant untuk migrain kronis ini dan gangguan nyeri kronis lainnya  akan merekrut sumber daya otak analgesik kita." Jelasnya.

Penelitian, dilakukan bersamaan dengan para ilmuwan dari Harvard University dan City College dari City University of New York, yang juga dilacak aliran arus listriknya melalui otak untuk belajar bagaimana terapi ini mempengaruhi otak.

Hal ini dilakukan dengan menggunakan model resolusi tinggi komputasi. Para peneliti memprediksikan kalau arus listrik akan pergi ke mana diarahkan oleh elektroda yang ditempatkan pada kepala subjek.

"Sebelumnya, saya berpikir kalau arus listrik hanya pergi ke daerah korteks yang paling dangkal atau yang terasa nyeri di kepala tapi kami menemukan kalau rasa sakit di bagian dalam otak juga bisa dijangkau," kata DaSilva. (FIT/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini