Sukses

Banyak Itik Sakit, Hati-hati Flu Burung

Kasus Flu Burung kembali merebak dan meresahkan masyarakat di Indonesia. Masyarakat bisa mewaspadainya dengan melihat tanda-tanda yang ada di sekitarnya, salah satunya jika banyak itik yang sakit.

Kasus Flu Burung kembali merebak dan meresahkan masyarakat di Indonesia. Masyarakat bisa mewaspadainya dengan melihat tanda-tanda yang ada di sekitarnya, salah satunya jika banyak itik yang sakit.

Sebulan yang lalu , seorang balita asal Bogor yang berinisial IT (4 tahun) meninggal karena diduga karena terjangkit Flu Burung. Korban meninggal setelah sempat mendapat rujukan ke RSUD Tangerang yang sebelumnya mendapat perawatan dan pengobatan di Puskesmas.

Dengan bertambahnya kasus ini, tercatat sudah ada 192 kasus di Indonesia sejak awal tahun 2003-2004 yang berkaitan dengan Flu Burung.

Demikian disampaikan Direktur Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI, dr Rita Kusriastuti, MSc, kepada Liputan6.com di sela-sela acara 'Pengukuhan Profesor Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI', Selasa (18/12/2012).

"Total di Indonesia dari awal tahun 2003-2004 ada 192 kasus dan yang meninggal ada 160 orang. Itu membuat Indonesia sebagai negara tertinggi, baik jumlah yang meninggal dan menurut kasus itu sendiri," kata Rita.

Untuk itulah, Rita mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan. Dan di rumah sakit, sebisa mungkin segera menolong penderita jika memang sakit dan jangan sampai meninggal.

Lebih lanjut Rita mengatakan, seseorang tidak bisa tahu kapan dirinya terkena H5N1. Makanya, ia meminta warga melakukan pencegahan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat.

Kalau bisa, jangan berdekatan dengan ayam atau burung yang sedang sakit. Terlebih lagi, sekarang ini banyak itik yang sakit. Kalau memang seseorang harus memegang unggas-unggs tersebut, disarankan untuk langsung mencuci tangan. Selain itu kebersihan kandang harus diperhatikan, kemudian lakukan desinfeksi kandang.

Selain itu, Rita menganjurkan orangtua untuk memakai masker, sarung tangan, sepatu boot plastik apabila ingin berinteraksi dengan binatang peliharaannya. Terlebih, diwajibkan untuk memberi jarak antara rumah dan kandang khusus hewan peliharaannya. Paling jauh sekitar 25 meter.

"Jadi untuk saat ini memang kita tidak menganjurkan untuk memelihara ayam bersatu dengan rumah. Dan juga kalau memang harus memelihara ayam dan merpati, jangan pada jarak terlalu dekat dengan rumah".

"Jadi paling bagus berjarak 25 meter dari rumah. Jadi ada kandang khusus, khusus kandang ayam yang jaraknya 25 meter dari rumah dan jangan menyatu dengan rumah. Karena kalau menyatu dengan rumah akan berisiko terlalu tinggi," kata Rita menambahkan. (ADT/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.