Sukses

Alami Anoreksia Ekstrem, Wanita Ini Hanya Berbobot 25 Kg

Gangguan makan seperti anoreksia bisa membuat seseorang super kurus. Inilah yang dialami wanita yang dianggap paling kurus di dunia Valeria Levitin. Ia mengalami anorexia ekstrem.

Gangguan makan seperti anoreksia bisa membuat seseorang super kurus. Inilah yang dialami wanita yang dianggap paling kurus di dunia Valeria Levitin. Ia mengalami anorexia ekstrem.

Bukannya terlihat langsing, Valeria seperti kekurangan gizi dan pahanya layaknya korek api. Kondisi ini menjadi peringatan keras dari bahayanya anoreksia.

Berat Valeria hanya 25 kilogram. Namun wanita berusia 39 tahun itu masih saja mendapat email dai penggemarnya yang rata-rata gadis yang putus asa.

"Saya pernah menerima email dari gadis muda, yang menginginkan saya mengajarkan mereka bagaimana bisa seperti saya," kata Valeria seperti dikutip TheSun, Selasa (18/12/2012).

"Semua surat yang saya terima berasal dari wanita, terutama di usia dua puluhan, yang melihat saya sebagai seperti inspirasi".

"Inilah mengapa saya ingin mengkampanyekan melawan anoreksia. Saya tidak akan mengajarkan mereka bagaimana untuk mati. Ini bukan permainan, itu bukan lelucon, itu adalah hidup Anda," tambahnya.

Valeria mengalami gangguan makanan sejak remaja. Ia memilih menceritakan bagaimana penyakit itu telah merusak hidupnya. Dan bagaimana ia putus asa menemukan pendamping hidupnya. Ia menganggap, kondisi fisiknya telah membuat pria takut padanya.

"Saya ingin berbagi cerita untuk membantu penderita dan keluarga mereka," kata Valeria, yang berasal dari Rusia tapi sekarang tinggal di Monaco.

"Saya ingin orang-orang hidup bahagia, sehat, dan hidup yang berarti. Anoreksia membuat saya kesepian, tidak menarik, dan menjijikkan bagi orang-orang di sekitar saya," ujarnya.

Valeria tingginya mencapai 172 sentimeter. Seharusnya ia berbobot 57 kg dan 76 kg. Namun ia malah memiliki berat yang menakutkan sekitar 25 kg, kurang dari setengahnya dari berat badan sehat yang harusnya dimilikinya.

Gangguan makan telah melumpuhkannya sehingga ia tidak bisa lagi mengingat seperti apa rasanya roti. Ia kini sehari-sehari hanya makan buah, satu kali makan daging dan sayuran. Banyak makanan yang dihindarinya karena tubuhnya menolaknya.

Valeria melajang selama 10 tahun karena penyakitnya itu membuatnya sengsara. Ia sulit menjalin hubungan dengan pria mana pun karena tak bisa menikmati hidup layaknya orang normal seperti pergi ke restoran.

"Orang tidak ingin ada di sekitar seseorang yang suasana hatinya tidak baik atau tidak optimis," jelasnya.

Ia percaya, kritik dari ibunya semasa dirinya kecil ikut andil menjadi penyebab kondisinya. "Ibu saya takut kalau saya menjadi gemuk seperti kerabat saya. Untuk alasan itu, ia mencoba membatasi makan saya dari usia saya yang sangat muda," katanya.

"Ia membuat saya menimbang secara teratur untuk melihat berat saya tidak bertambah. Karena saya anak tunggal, ia ingin saya terlihat sempurna".

Pada usia 16 tahun, beratnya menjadi 63 kg. Valeria pindah ke Chicago, Amerika Serikat, dengan ibu dan ayah tirinya. Langkah itu memberikan tekanan yang lebih dan membuatnya menjadi langsing.

"Lingkungan ini sangat berbeda. Saya ingin disukai semua orang dan saya pikir bahwa jika saya menurunkan berat badan, saya akan diterima".

"Saya mulai mengurangi makanan saya dari diet saya. Saya tidak makan gula atau karbohidrat".

"Saya menjadi terjebak dalam lingkaran setan yang membuat saya harus menurunkan lebih banyak berat badan agar diriku merasa bahagia".

Ketika teman sekelasnya berkomentar soal tubuh Valeria dengan kejam, itu membuatnyamenjadi lebih bertekad untuk menurunkan berat badan.

Pada saat usianya 23, ukuran baju Valeria turun drastis dari 12 menjadi enam. Dan ketika berusaha masuk ke pemodelan, keadaan malah semakin buruk. Ia diberitahu masih terlalu gemuk.

Ia merasa, penyakit yang dialaminya itu bukan lagi tentang disembuhkan dokter. "Ini masalah yang lebih dalam dari itu, karena kurangnya harmoni antara tubuh dan jiwa. Saya tidak pernah menambah berat badan apapun dengan bertemu spesialis. Saya belum pernah dirawat di rumah sakit".

"Obat terbaik yang pernah saya temukan ketika saya berkata pada diri sendiri 'Saya akan kembali'," katanya.

Kini ia harus mengonsumsi suplemen untuk melawan risiko memar dan menghindari situasi yang bisa membuatnya jatuh.

"Saya tahu kalau saya rapuh. Saya harus berhati-hati ketika pergi atau melakukan sesuatu".

Satu yang diinginkannya adalah memiliki anak. Namun ia harus sehat terlebih dahulu.

"Saya akan senang memiliki keluarga karena saya merasa saya begitu banyak memberi".

"Tapi jelas, tidak akan tepat memiliki bayi ketika saya sakit. Ini tidak akan adil pada anak saya".

"Saya ingin bangkit dari anoreksia. Saya tidak pernah menyerah pada apa pun dalam hidup saya dan saya tidak akan menyerah".

"Saya harus menang untuk merasakan kalau hidup saya belum terbuang". (MEL/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.