Sukses

Tersiksa Karena 30 Tahun Dengar Suara-suara Aneh di Telinga

Tina Lannin menderita sebuah penyakit yang dapat menimbulkan suara-suara aneh dari dalam telinganya. Tina merasakan bahwa ia sering kali mendengar musik-musik mengalun merdu dari dalam telinganya.

Baru-baru ini di London, Inggris, terjadi sebuah fenomena aneh yang menimpa seorang wanita. Wanita yang berusia 42 tahun ini selama hampir 30 tahun mengalami hal aneh yang kerap kali terjadi di dalam telinganya.

Tina Lannin menderita sebuah penyakit yang dapat menimbulkan suara-suara aneh dari dalam telinganya. Tina merasakan bahwa ia sering kali mendengar musik-musik mengalun merdu dari dalam telinganya. Alunan lagu tersebut dirasa cukup menjengkalkan karena tidak pernah pergi. Tina merasa bahwa musik yang terdengar olehnya terasa nyata. Seolah-olah ia duduk di samping seorang musisi yang sedang melantunkan lagu-lagu indah untuknya.


Untuk lagu yang terdengar merdu saja dianggap menjengkelkan oleh Tina. Apalagi jika musik yang ia dengar terasa sumbang. Hal aneh seperti ini diakui Tina telah dialaminya cukup lama.

"Seolah-olah paduan suara terus menerus menyanyikan lagu-lagu di dalam kuping Anda dan Anda tidak memiliki cara untuk menghentikannya. Itu sangat menjengkelkan," kata Tina Lannin seperti dilansir Daily Mail, Rabu (12/12/12).

Lebih lanjut Tina mengungkapkan bahwa banyak sekali jenis musik yang ia dengar. Mulai dari musik rock, musik klasik, atau musik opera.

Sebenarnya, apa yang sedang dialami Tina ini menggambarkan sebuah kondisi yang banyak orang tak mengetahuinya. Yaitu, 'sindrom telinga musik'. Sindrom ini merupakan bentuk Tinnitus. Tinnitus sendiri adalah dengung, desah, atau jenis kebisingan lainnya yang berasal dari telinga dan kepala.

Dalam banyak kasus, Tinnitus bukanlah masalah yang serius, melainkan sebuah gangguan yang akhirnya dapat terselesaikan. Di Amerika sendiri, 36 juta penduduknya menderita gangguan seperti apa yang dialami Tina. Hanya saja, tak semua orang dapat mendengar kebisingannya. 
 
"Sekitar 90 persen dari orang-orang yang mengalami kondisi seperti ini akibat dari gangguan yang terjadi pada indera pendengarannya," kata Profesor Griffiths, tim Neurologi Jognitif di Newcastle University.

Tinnitus ini sebenarnya mengarah kepada halunisasi audiotori atau dikenal sebagai Paracusia. Kerja otak menunjukkan bahwa aktivitas otak selama berhalusinasi seperti ini memang sangat mirip dengan orang-orang yang mendengarkan musik yang sebenarnya. Semuanya tampak nyata dan ada.

Menurut survei, orang-orang Amerika yang mengalami 'sindrom telinga musik' sering berhalusinasi bahwa musik-musik yang sedang diputar adalah lagu kebangsaan Amerika sendiri. "Hal ini mungkin saja terjadi untuk warga Amerika. Karena, di Amerika sendiri lagu Kebangsaannya sering diperdengarkan kepada masyarakatnya," kata Dr Richard McCollum.

Gangguan pendengaran yang memicu terjadinya halusinasi musik dapat berakibat sedang sampai masalah berat. Dalam beberapa kasus, pasien kehilangan pendengarannya secara tiba-tiba setelah mengalami cedera di kepala.

Tina lahir dalam keadaan prematur dan pendengarannya rusak disebabkan dari kebisingan yang berasal dari inkubator tempat ia menghabiskan masa tiga bulan pertamanya. Baru pada usia 10 tahun ia menderita Tinnitus.

"Kadang-kadang saya mendengar bunyi dengungan dan suara seperti memukul-memukul. Tetapi, aku lebih sering mendengarkan musik bermain di telingaku," kata Tina yang sekarang menjadi seorang lip reader profesional.

Tina pun terkadang menjadi sangat sulit untuk berkomunikasi karena kelelahan berusaha untuk mendengar orang lain berbicara dengan kebisingan yang terjadi di telinganya.

Tina dianjurkan untuk memakai alat bantu dengar. Tetapi Tina menolaknya karena dirasa kurang menarik olehnya. Tina ternyata punya cara sendiri apabila musik yang didengar olehnya adalah musik yang menjengkelkan.

"Aku mengembangkan caraku sendiri untuk mengatasi ini semua. Aku belajar bagaimana cara menghentikan musik yang kurasa menjengkelkan. Aku hanya perlu berkonsentrasi keras dan membayangkan lagu-lagu yang lebih kusukai dan itu ampuh. Aku pun bisa mengubah musik yang kuinginkan," kata Tina lebih lanjut. (ADT/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini