Sukses

HIV AIDS yang Bikin Pusing Pemerintah

Dunia memperingati hari HIV/AIDS setiap 1 Desember. Penyakit yang belum bisa disembuhkan ini sudah masuk di Indonesia sejak tahun 1989. Dan hingga kini penyakit mengerikan ini masih bikin pusing pemerintah.

Dunia memperingati hari HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome) setiap 1 Desember. Penyakit yang belum bisa disembuhkan ini sudah masuk di Indonesia sejak tahun 1989. Dan hingga kini penyakit mengerikan ini masih bikin pusing pemerintah.

Angka penderita HIV/AIDS di Indonesia masih tinggi. Dalam 9 bulan terakhir saja muncul kasus baru sebanyak 3.541. Virus mematikan ini juga terus menerus berkembang di 33 provinsi di Indonesia.

Pemerintah sendiri harus bisa menurunkan angka penderita HIV AIDS untuk mencapai target Millenium Developmnet Goals (MDG's) 2015. Tapi terus meningkatnya kasus HIV membuat pemerintah harus bekerja keras.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan pada tahun 2014 nanti, pemerintah mulai memberlakukan Sistem Jaminan Sosial Nasional yang menjamin seluruh masyarakat mendapatkan pengobatan. Untuk masyarakat yang kurang mampu, akan mendapatkan pengobatan secara cuma-cuma. Tapi, di satu sisi rencana ini justru memicu keresahan.

"Rokok itu hampir sama dengan HIV. Kita tidak bisa melarang orang untuk merokok, tapi kalau nanti jatuh sakit kita yang disuruh bayar. Orang yang HIV juga begitu, dia enak-enakan melakukan seks berisiko, tapi kalau nanti kena HIV, kita yang nanggung pengobatannya. Di mana letak keadilan?", kata Menkes dalam jumpa pers di kantornya seperti ditulis Sabtu (1/12/2012).

HIV sendiri sebenarnya dapat dicegah dengan cara setia kepada pasangan, melakukan hubungan seks yang aman dengan memakai kondom, dan tidak melakukan hubungan seks berisiko serta menjuhi narkoba yang menggunakan jarum suntik bersama.Yang paling penting, menawarkan tes IMS dan HIV kepada ibu hamil serta pemberian ARV melalui program pencegahan dari ibu ke anak.

Penderita HIV sendiri dapat menjalani pengobatan untuk mencegah infeksi baru pada orang sehat. Jika kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, maka pada tahun 2020 nanti pemerintah bakal merogoh dana lebih banyak yang membutuhkan US$ 202 juta atau Rp 2 triliun untuk biaya pengobatan.

"Sekarang saja pembiayaannya butuh US$ 65 juta untuk 33 provinsi per tahunnya," kata Menkes.

HIV AIDS bisa menular ke siapa saja. Tak terkecuali ibu rumah tangga dan anak-anak. HIV biasanya menyerang sistim kekebalan tubuh manusia dengan cara melemahkan pertahanan tubuh terhadap penyakit. Perjalanan infeksi virus ini ditandai oleh rentang waktu yang panjang sejak awal infeksi muncul hingga muncul gejala yang berat.

Begitu pula dengan AIDS. AIDS dapat menyerang seseorang apabila berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.

Mengapa perempuan, khususnya ibu rumah tangga, yang rentan terkena HIV AIDS? Itu semua disebabkan karena pasangannya yang suka 'jajan' yang enggan menggunakan kondom. Apabila seorang ibu sudah terjangkit virus HIV-AIDS, tidak menutup kemungkinan sang anak pun akan ikut terjangkit virus ini. (ADT/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini