Sukses

Dengarkan Musik Bisa Bikin Tidur Pulas

Anda yang susah tidur di malam hari biasanya mencari segala cara demi memejamkan mata. Mulai dari susu hangat hingga obat beresep. Namun bagaimana jika tanpa zat apa pun Anda bisa tidur?

Liputan6.com, Jakarta: Anda yang susah tidur di malam hari biasanya mencari segala cara demi memejamkan mata. Mulai dari susu hangat hingga obat beresep. Namun bagaimana jika tanpa zat apa pun Anda bisa tidur? Penelitian menemukan mendengarkan musik katanya bisa membuat Anda tidur pulas.

Peneliti di Wake Forest Baptist Medical Center melakukan studi untuk menentukan apakah pendekatan non-invasif dengan menggunakan nada musik yang membuat aktivitas di otak seimbang, yang bisa reset otak dan efektif mengurangi insomnia.

Penelitian ini diterbitkan dalam journal Brain and Behaviour. "Otak manusia terdiri dari belahan otak kiri dan kanan yang bekerja sama sebagai prosesor paralel," jelas profesor neurologi di Wake Forest Baptist, Charles H Tegeler, seperti dikutip dari Health24, Jumat (22/11/2012).

Dari penelitian itu ditemukan, ketika seseorang trauma atau stres, respons mereka membuat otak tidak seimbang. Jika ketidakseimbangan itu bertahan bisa mengakibatkan gejala seperti insomnia.

"Studi kami melihat sebuah teknologi baru yang dimaksudkan memfasilitasi keseimbangan yang lebih besar dalam frekuensi otak," ujarnya.

Para peneliti menggunakan teknologi yang disebut HIRREM. Peneliti menggunakan sistem yang dirancang untuk mengirimkan frekuensi kembali ke dirinya dengan menggunakan musik. Resonansi antara nada-nada di musik dan energi listrik di dalam otak seseorang bisa memberikan keseimbangan di kedua belah otak.

Ada 20 orang yang ikut dalam penelitian ini, 14 perempuan dan enam pria. 10 Orang secara acak menerima sesi HIRREM plus perawatan biasa. Sisanya 10 lagi diberikan tugas sebagai grup kontrol.

Penilaian awal dengan menentukan simetri atau keseimbangan dalam amplitudo dan frekuensi antara belahan otak dan pengumpulan data termasuk subjek ISI, serta langkah-langkah lainnya termasuk tekanan darah dan tes fungsi neurokognitif.(MEL/IGW)

Kelompok itu menjalani program HIRREM delapan sampai 12 sesi, yang masing-masing berlangsung antara 60-90 menit. Namun sayangnya, penelitian ini masih terbatas. Jumlah peserta penelitian sedikit dan tidak ada kelompok yang plasebo. Selain itu, terapi HIRREM melibatkan interaksi sosial dan relaksasi.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.