Sukses

Perempuan Juga Tega Biarkan Ibu Hamil Berdiri di Bus

Ibu-ibu hamil di kota besar seperti di Jakarta sering tidak mendapatkan duduk di kendaraan umum seperti bus kota. Kejadian ini ternyata tidak hanya dialami wanita di Indonesia. Membiarkan wanita hamil berdiri di kendaraan umum juga dilanda kaum ibu di London, Inggris.

Liputan6.com, London: Ibu-ibu hamil di kota besar seperti di Jakarta sering tidak mendapatkan duduk di kendaraan umum seperti bus kota. Dengan perut yang membuncit, mereka harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya. Sementara penumpang wanita yang mendapat kursi seakan-akan tidak tahu dengan berpura-pura tidur atau main ponselnya.

Kejadian ini ternyata tidak hanya dialami wanita di Indonesia. Membiarkan wanita hamil berdiri di kendaraan umum juga dilanda kaum ibu di London, Inggris.

Antonia Hoyle menceritakan bagaimana pengalamannya ketika naik bus. Ia yakin bakal ada penumpang lain yang menawarinya kursi. Tapi apa yang dialaminya tidak seperti yang dibayangkan.

Perut Hoyle sudah sangat membesar layaknya buah semangka, tidak lebih dari sebulan ia akan melahirkan. Namun tidak banyak yang melihatnya ketika ia sendirian berdiri. Sebaliknya, mereka tertawa dengan teman-teman mereka, menatap keluar jendela atau mengutak-atik ponsel pintar mereka.

Setelah beberapa menit, seorang wanita seumuran dirinya dan juga seorang ibu, duduk di depannya, tidak berbicara kepadanya. Tapi juga tidak ingin menolong. "Sebaiknya kau jaga tas Anda," katanya dengan sinis. "Ini sudah jadi tempat saya".

Hoyle hanya bisa pasrah. Ia berharap ibu itu berbicara dengan nada sopan. Tapi dia malah tidak menunjukkan sedikit pun belas kasihan untuk  kelelahan wanita di trimester ketiga kehamilannya.

"Anda bisa meminta saya dengan baik," jawabnya. "Tidak perlu kasar".

Dengan mengangkat bahu, si ibu-ibu itu membalikkan badan ke teman perempuannya. "Saya berharap saya bisa mengatakan ini semacam kekasaran yang tidak biasa," ujar Hoyle.

Menurutnya, persaudaraan kaum wanita tampaknya menghilang ketika salah satu dari sesamanya sedang hamil.

Hoyle menyayangkannya, kaum wanita biasanya mengharapkan rekan sesama jenisnya mengerti dengan ibu hamil. Sebaliknya, wanita malah yang paling jarang memberikan bantuan.

"Sambil menelan jengkel saya, saya melihat sebuah kursi kosong sebelah seorang wanita setengah baya yang terlihatnya baik. Aku bertanya apakah aku bisa duduk di sana. Tapi dia menatapku dengan ketidaksenangan yang kosong. 'Aku menyimpan kursi untuk seorang teman'," katanya dengan kasar.

Hoyle tidak percaya dan menjawab wanita itu. "Tapi aku hamil delapan bulan," katanya.

Dia akhirnya pindah, tetapi bukan sebelum bus itu menjadi sepi. Hoyle tidak bisa berbicara menerima perlakuan para penumpang wanita itu. Ia mulai menangis.

"Malu dengan air mataku, aku turun di halte berikutnya dan berjalan," ujarnya.

Ibu hamil umumnya mengalami nyeri ulu hati, wasir, refluks asam dan jerawat. Kami mengembangkan penyakit gusi, kandung kemih seperti diperas berkeping-keping, dan sulit mengatur tidur lebih dari satu jam akibat terganggu gerakan bayi di dalam tubuh sang ibu.

Secara fisik lelah dan hormon rapuh, ibu hamil sering merasa tertekan, takut, rentan menjadi kekanak-kanakan, dan sangat sensitif sehingga penolakan yang paling sederhana bisa membuat ibu hamil menangis.

Jadi duduk di bus mungkin bagus, tapi simpati dari kaum wanita kepada ibu hamil ternyata sedikit.

Teman Hoyle Claire, juga mengalami hal serupa. Namun kaum pria biasanya yang lebih pengertian dibanding wanita.

"Pria lebih bersedia untuk menyerahkan kursi di kereta api. Wanita, terutama yang lebih tua, menatap langsung ke perut besar saya untuk beberapa detik kemudian langsung kembali ke majalah atau buku atau hanya menutup mata mereka".

Menurut Hoyle, kebanyakan pria saat ini lebih sopan daripada sebelumnya. Mereka segera mempersilakan wanita yang membutuhkan pertolongan duduk di kursinya.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.