Sukses

Jenis Kacamata yang Aman untuk Anak

Memilih kacamata untuk anak-anak jangan sebaiknya. Pasalnya, ribuan kasus cedera akibat kacamata menimpa anak-anak usia 2 sampai 17 tahun.

Liputan6.com, Jakarta: Sebuah penelitian 2005 yang dilakukan Columbus Children Research Institute (CCRI), luka akibat kacamata dalam satu tahun menimpa lebih dari 5.000 anak usia 2 sampai 17 tahun. Di antaranya dirawat di ruang gawat darurat untuk cedera kacamata. Penyebab utama cedera untuk anak usia 2-9 tahun adalah jatuh.

Luka dari kacamata sebenarnya dapat dihindari. The American Academy of Ophthalmology (AAO) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan lensa polikarbonat kacamata mata. Bahan ini, awalnya dikembangkan untuk digunakan sebagai helm penerbangan untuk militer AS yang kuat dan tahan banting. Bahan ini telah digunakan untuk kacamata sejak 1990-an.

Biaya untuk lensa polikarbonat memang lebih mahal dibanding kaca biasa. Biasanya penyedia kacamata menawarkan berbagai jenis lensa, yang bisa membantu orangtua dalam soal biaya.

Berikut beberapa kacamata yang aman dan tidak untuk anak Anda, Rabu (24/10):

1. Pastikan frame kacamata yang tepat, yang tidak menyakiti telinga dan hidung anak, serta tidak membebani wajahnya. periksakan kembali untuk memastikan tidak ada iritasi kulit.

2. Pastikan kacamatanya sesuai. Kadang-kadang alasan menolak karena ukuran yang tidak tepat, dan menyebabkan anak tidak nyaman. Pastikan kacamata anak Anda digarap ahlinya yang berpengalaman dalam kacamata anak-anak. Pilih kacamata yang saat ini sesuai dengan anak Anda, bukan direncanakan dipakai hingga nanti.

3. Pilihlah kacamata yang sulit lepas. Pastikan framenya cukup kokoh untuk kegiatan anak Anda. Untuk bayi dan balita lebih baik melampirkan tali plastik untuk kacamata agar aman ketika jatuh

4. Anak-anak jangan menggunakan lensa kontak untuk memperbaiki penglihatan mereka, setidaknya sampai mereka berusia 11 tahun.

5. Cedera akibat kacamata bisa dicegah jika memakai pelindung. Pelindung mata biasanya ada untuk lensa resep dan non-resep. Anak-anak harus memakai peralatan ini jika mereka berpartisipasi dalam sejumlah olahraga. Prevent Blindness America, organisasi kesehatan dan keamanan mata, melaporkan 45 persen anak-anak dan remaja berkacamata, saat berolahraga tanpa menggunakan pengaman dan 90 persen cedera bisa dihindari dengan kacamata pelindung.

6. Selain itu, jangan menggunakan kacamata harian saat berolahraga. Lensa yang non-polikarbonat bisa hancur dan melukai anak-anak. Bahkan pakai lensa polikarbonat saja, kacamata bisa mencederai. Frame dapat patah dan lensa terlepas dan mengenai mata atau wajah. Selain itu, bantalan hidung bisa masuk ke mata.(ehow/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini