Sukses

Pria Bertambah Usia, Mr P Ikut Berubah

Sudah menjadi rahasia umum fungsi seksual pria akan menurun dengan bertambahnya usia. Pada penelitian menegaskan apa yang selama ini kaum pria takuti, yakni penis mereka akan mengalami perubahan yang signifikan seiring waktu.

Liputan6.com, Washington: Sudah menjadi rahasia umum fungsi seksual pria akan menurun dengan bertambahnya usia. Pada penelitian terbaru menegaskan apa yang selama ini kaum pria takuti, yakni penis mereka akan mengalami perubahan yang signifikan seiring waktu.

Perubahan itu termasuk penampilan si Mr P dan ukurannya . Ada dua perubahan besar yang terlihat, yakni kepala Mr P secara bertahap akan kehilangan warna keunguannya, dari berkurangnya darah yang mengalir. Selain itu berkurangnya rambut kemaluan.

"Dengan berkurangnya testosteron, penis secara bertahap beralih ke prapubertas," kata Irwin Goldstein, Direktur Pengobatan Seksual di Alvarado Hospital di San Diego.

Dengan bertambahnya umur kadar hormon testosteron menjadi anjlok sehingga membutuhkan usaha untuk membangkitkan diri. Setelah terangsang, pria berusia lanjut membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali ereksi dan mencapai orgasme.

Pria yang bertambah tua juga akan mengalami perubahan berat badan. Seperti lemak yang terakumulasi di perut bagian bawah. Ini bisa mengubah ukuran penis. "Lemak yang menumpuk (di perut) bisa membuat batang penis terlihat pendek," kata Profesor Ira Sharlip, dari klinis urologi di University of California, San Francisco.

Selain itu, usia juga bisa membuat ukuran penis juga berkurang. Baik dalam panjang dan ketebalannya. Biasanya tidak dramatis, namun sedikit terlihat. "Jika penis ereksi seorang pria panjangnya 6 inci, ketika ia berusia 30-an mungkin menjadi 5 atau 5,5 inci ketika ia mencapai usia 60-an atau 70-an," kata Goldstein.

Apa yang menyebabkan penis menyusut? Menurut para ahli, setidaknya dua mekanisme yang terlibat. Salah satunya adalah lambatnya pengendapan zat lemak (plak) di dalam arteri kecil di penis, yang mengganggu aliran darah ke organ. Proses ini, dikenal sebagai aterosklerosis, yang memberikan kontribusi dalam penyumbatan arteri koroner - penyebab utama serangan jantung.

Dan mekanisme lainnya melibatkan penumpukan kolagen relatif inelastis (jaringan parut) yang  bertahap di dalam selubung fibrosa elastis yang mengelilingi kamar-kamar ereksi. Ereksi biasanya terjadi saat bilik-bilik ini terisi oleh darah. Penyumbatan dalam arteri penis membuat ereksi sedikit terjadi.

Menurutnya, seiring perubahan ukuran penis, testis juga berubah pada usia 40 tahun. "Mulai 40 tahun, testis pasti mulai menyusut," kata Goldstein.

Testis seorang pria 30 tahun mungkin berdiameter 3 sentimeter. Namun pria berusia 60 tahun, mungkin hanya 2 sentimeter.

Selain ukuran, usia juga membuat penis melengkung. Jika jaringan parut penis terakumulasi secara tidak merata, penis bisa menjadi melengkung. Kondisi ini, dikenal sebagai penyakit Peyronie, yang sering terjadi pada usia pertengahan. Hal ini dapat menyebabkan ereksi menyakitkan dan membuat sulit berhubungan. Kondisi ini mungkin memerlukan pembedahan.

Sejumlah penelitian juga telah menunjukkan bahwa penis menjadi kurang sensitif dari waktu ke waktu. Hal ini dapat membuat sulit untuk mencapai ereksi dan mengalami orgasme. Apakah itu membuat orgasme kurang menyenangkan? Hal itu masih menjadi pertanyaan.

Studi menunjukkan, usia membuat menurunnya volume semen dan kualitas sperma. Disfungsi ereksi (DE), atau impotensi, jelas dikaitkan dengan bertambahnya umur. Antara usia 40 tahun dan 70 tahun persentase kekuatan pria menurun dari 60 persen menjadi sekitar 30 persen.

Pria juga mengalami penurunan bertahap dalam fungsi kemih. Studi menunjukkan bahwa aliran air seni seorang pria melemah dari waktu ke waktu, akibat otot kandung kemih melemah dan, dalam banyak kasus, pembesaran prostat.(WebMD/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini