Sukses

Duh, Video Menyusui <EM>Diisengin</EM> Situs Porno

MaryAnn Sahoury ingin berbagi pengalaman indahnya saat menyusui putrinya kepada kaum ibu yang sedang berjuang memberikan Air Susu Ibu (ASI). Namun niat mulianya itu menjadi daya tarik bagi situs porno.

Liputan6.com, Washington DC: MaryAnn Sahoury ingin berbagi pengalaman indahnya saat menyusui putrinya kepada kaum ibu yang sedang berjuang memberikan Air Susu Ibu (ASI). Namun niat mulianya itu menjadi daya tarik bagi situs porno.

Pada Januari 2010, Sahoury, seorang ibu muda dari Fair Lawn, New Jersey, ikut berpartisipasi dalam sebuah video instruksi yang disebut "Breastfeeding Help". Video itu diproduksi Meredith Video Studios, sebuah perusahaan raksasa penyuplai media, Meredith Corp.

Sahoury diminta tampil dalam video dengan seorang konsultan laktasi. Di dalam persidangan, Sahoury mengatakan dia senang bisa berpartisipasi pengalaman indah menyusuinya. "Menyusui bagi saya adalah hal yang paling menyenangkan yang pernah saya lakukan di dalam hidup saya," kata Sahoury di NBC New York seperti dikutip NYdailynews, Jumat (10/8).

"Saya ingin berbagi kepada orang-orang," tambahnya.

Sahoury tidak menerima pembayaran dalam pastisipasinya itu. Ia mengatakan, ia diberikan jaminan namanya dan putrinya yang berusia 1 bulan tidak dimunculkan. Sahoury setuju dan menandatangani perjanjian tanpa membacanya. Ia menganggap tak ada yang mengejutkan dalam perjanjian itu.

"Saya benar-benar tidak punya alasan untuk menanyakannya," jelas Sahoury. "Kami melakukan semuanya dan saya hanya menandatanganinya".

Saat menandatangani perjanjian, dia memberikan Meredith kewenangan untuk membagi video itu di semua platform.

Beberapa bulan kemudian, Sahoury ingin tahu seperti apa video yang ditayangkannya. Ia mengetikkan namanya dalam mesin pencari Google. Tiba-tiba dia kaget dan marah melihat videonya di YouTube. Ia melihat ada pihak ketiga yang memanipulasi videonya dengan mengombinasikannya dengan rekaman video porno.

"Perutku langsung sakit," ungkap Sahoury. "Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan. Saya hanya merasa begitu tak berdaya".

Dan yang paling terburuk, nama lengkap dan nama bayinya ditampilkan dalam video itu.

Sahoury mengaku dia meminta Meredith agar YouTube menghapus video porno itu dari video pendidikan soal menyusui. Tetapi perusahaan terus menundanya hingga akhir Agustus 2010, dan video itu telah dilihat hingga 15 ribu kali.

Tetapi, dalam waktu 24 jam dari penghapusan, versi terbaru muncul, yang pada minggu pertama telah dilihat hingga 2.500 kali.

Pekan ini, Pengadilan Federal memberikan lampu hijau agar Sahoury menggugat produser video pendidikan itu untuk tindakan penipuan, kekeliruan, kelalaian, pelanggaran kontrak, dan penderitaan serta gangguan emosi yang disebabkan kelalaian itu.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini