Sukses

Diet dan Santet Penyebab Tuberkulosis?

Liputan6.com, Jakarta Tidak hanya rokok, diet yang dilakukan dengan tiba-tiba ternyata bisa menyebabkan tuberkulosis (TB).

"Kalau melakukan diet yang ketat dan tiba-tiba, yang menurunkan sistem imunnya drastis, dan kalau sudah ada TB laten dalam tubuhnya, bisa teraktivasi dan menjadi sakit TB," kata dr. Erlina Burhan, Ketua Pokja Tuberkulosis Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), disampaikan di Jakarta, Jumat (23/2/2018).

Walaupun begitu, bukan berarti diet bisa menyebabkan tuberkulosis.

"Yang saya ingin sampaikan adalah, diet itu jangan drastis dan menyebabkan dia menjadi lemah. Sewajarnya saja," kata dokter spesialis paru-paru di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan itu.

Saat ini, menurut Erlina tuberkulosis bukan hanya penyakit masyarakat kelas bawah saja. Semua orang rentan terkena tuberkulosis.

Hal ini karena, tuberkulosis bisa muncul bersamaan dengan berbagai penyakit lainnya.

"Siapa saja bisa tertular. Jadi jangan ada orang kaya bingung, kok saya bisa kena TB saya dapat dari mana. Ya udara ada di mana saja bisa menular," kata Erlina.

Walaupun menular lewat udara, kuman TB akan mati ketika terpapar sinar matahari. Untuk itulah, salah satu cara untuk mencegah penularan TB adalah dengan membuka jendela rumah agar panas matahari bisa masuk

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Batuk Darah Bukan Karena Santet

Sekali pun sudah jelas bahwa tuberkulosis disebarkan oleh kuman, masih ada yang menganggapnya merupakan penyakit keturunan.

Erlina menambahkan, masih banyak juga masyarakat yang memiliki stigma negarif pada penderita tuberkulosis. Bahkan, tidak jarang dikaitkan dengan hal-hal mistis.

"Oh ini keturunan karena orang tuanya TB. Oh ini kutukan nih. Suka jahat (akhirnya) keturunannya dikutuk sama yang lain. Santet nih dikirim dari jauh pakai makanan. Terus batuk darah, wah itu dikirim," kata Erlina.

Menurut dia, semua hal tersebut adalah bohong.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.