Sukses

Jangan Takut Kusta, Kemungkinan Besar Kamu Kebal

Liputan6.com, Jakarta Apa itu kusta? Saat mendengar penyakit ini, biasanya akan langsung terbayang hal-hal yang mengerikan. Bisa bikin anggota tubuh terputus, membuat cacat, dan menular dengan mudah. Tapi, semua bayangan dan anggapan tadi jauh dari kenyataan.

Kusta memang penyakit menular menahun, atau penyakit kronis. Namun, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae (M. leprae) ini memerlukan paparan dan kontak yang lama untuk bisa menular.

Bisa setahun, dua tahun, atau bahkan 10 tahun untuk tertular. Namun rata-rata penularan kusta terjadi dalam waktu 2-5 tahun. Intensitasnya pun harus lama dan erat.

Kusta bisa menular lebih cepat jika intensitasnya tinggi. Dalam arti, paparannya intens atau jumlah bakteri pada pasien sangat banyak. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kusta ditularkan melalui pernapasan (droplets)

Bakteri M. leprae ditularkan lewat pernapasan (droplets), bukan lewat sentuhan.

"Orang sering mikir bahwa luka atau tangan-tangan yang cacat itu bisa nular, padahal enggak sebenarnya," menurut perwakilan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) ketika berbicara dengan Health-Liputan6.com, di Palu, Sulawesi Tengah, ditulis Selasa (20/3/2018).

Dan kamu pun tidak perlu takut berlebihan. Karena misalnya dalam satu populasi ada 100 orang, maka 95 orang diantaranya punya kekebalan alami terhadap kuman kusta.

"Jadi walaupun dibombardir tiap hari, bertahun-tahun, 95 tadi yang memiliki kekebalan alami atau kekebalan seluler ini, tidak akan kena."

Dari 95 orang tadi, yang tersisa ada lima orang. Dari lima orang tadi, tiga orangnya (sekitar 70 persen), bisa kena dan terinfeksi. Tapi jika mereka memiliki gizi yang baik dan tidak ada infeksi lain, kusta bisa sembuh sendiri.

Jadi, hanya sisa dua orang yang benar-benar berpotensi terkena kusta. Merekalah yang perlu ditemukan dan diobati.

Dan harus dingat juga, satu kali saja pasien kusta ini minum obat, kuman di dalam tubuhnya akan kehilangan kemampuan untuk menulari orang lain. Obat kusta, yang biasa disebut MDT, 99,9 persen berhasil melumpuhkan kuman kusta.

Obat kusta ini diberikan oleh WHO kepada Pemerintah Indonesia yang menyediakannya secara gratis. MDT bisa didapatkan dengan mudah di puskesmas-puskemas pada daerah terdampak.

3 dari 3 halaman

Advokasi anti-diskriminasi kusta

Segala ketakutan dan kurangnya pemahaman tentang penyakit kusta yang membuat masyarakat takut terhadap penyakit yang senang menyerang saraf tepi tubuh ini. Karena itu, dalam setiap kunjungannya ke rumah-rumah pasien kusta, Duta Eliminasi Kusta dari WHO Yohei Sasakawa selalu menyempatkan diri bercakap-cakap dan menyentuh para pasien. Terutama di bagian tubuh yang terserang kuman kusta.

Ini dilakukan oleh pria pejuang hak asasi mantan dan penderita kusta ini agar masyarakat tak lagi takut tertular kusta. Dalam setahun, pria Jepang ini menghabiskan sebagian besar waktunya mengunjungi daerah terdampak kusta di seluruh dunia.

Sasakawa berkali-kali menekankan dalam setiap sambutan dan pidatonya bahwa dia telah menyentuh, memegang, berdekatan, dengan ribuan pasien kusta, namun tidak pernah tertular. Hal ini dilakukannya untuk meyakinkan publik, kusta bukanlah penyakit yang mudah menular.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Kusta adalah penyakit infeksi yang berlangsung dalam waktu lama. Penyakit ini menyerang saraf tepi, kulit, dan saluran pernapasan

    Kusta