Sukses

Waspada, Sering Merokok Berisiko Tuli

Dalam sebuah penelitian baru, merokok terbukti dapat meningkatkan risiko kehilangan

Liputan6.com, Jakarta Merokok bukan hanya memunculkan risiko gangguan janin, kanker, dan impotensi. Dalam sebuah penelitian baru, merokok terbukti dapat meningkatkan risiko kehilangan pendengaran.

Dalam studi tersebut, peneliti menganalisis data kesehatan selama delapan tahun terhadap lebih dari 50.000 orang di Jepang, melansir laman WebMD, Minggu (18/3/2018).

Setelah memperhitungkan paparan rokok dan faktor risiko kehilangan pendengaran, para peneliti menemukan bahwa perokok 1,2 sampai 1,6 kali lebih mungkin menderita tuli daripada orang-orang yang tidak pernah merokok.

"Dengan ukuran sampel yang besar, masa tindak lanjut yang panjang dan penilaian obyektif, penelitian kami memberikan bukti kuat bahwa merokok bisa jadi faktor risiko gangguan pendengaran," kata pemimpin penelitian Dr. Huanhuan Hu, dari Pusat Nasional untuk Kesehatan dan Kedokteran Global, di Jepang.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nicotine & Tobacco Research ini juga melaporkan, merokok adalah faktor penyebab kehilangan pendengaran, dan menekankan perlunya kebijakan terkait pengendalian tembakau untuk mencegah gangguan pendengaran, Hu menambahkan dalam sebuah rilis pers. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berhenti merokok, risiko menurun

Studi tersebut memang tidak bisa membuktikan bahwa merokok menjadi penyebab hilangnya pendengaran. Studi hanya menunjukkan ketertaitan antara merokok dengan meningkatnya risiko.

Semakin sering seseorang merokok, semakin besar risiko kehilangan pendengaran frekuensi tingggi maupun rendah.

Namun, peningkatan risiko tuli terkait merokok akan menurun dalam lima tahun setelah individu berhenti melakukan kebiasaan tersebut. Para peneliti pun memasukkan temuan ini ke dalam studi mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.