Sukses

Stigma terhadap Pasien Kusta di Jepang Lebih Parah ketimbang Indonesia

Stigma yang didapat pasien kusta di Jepang bisa terjadi bahkan sampai mereka meninggal.

Liputan6.com, Sulawesi Selatan - Yohei Sasakawa, Ketua The Nippon Foundation dan Duta WHO, masih kuat keliling dunia guna menjalankan misi mengeliminasi kusta. Padahal, saat ini ia hampir berusia 80.

Sasakawa saat ini berada di Gowa, Sulawesi Selatan. Besok atau lusa, ia akan bergerak menuju Palu, Sulawesi Tengah.

Salah satu hal yang selalu dia kerjakan adalah memberikan informasi mengenai kusta ke seluruh masyarakat. Ini tindakan sederhana untuk mengeliminasi penyakit menular tersebut.

Menurut Sasakawa, pandangan negatif terhadap pasien kusta sudah berlebihan. Kusta memang penyakit menular, tapi stigma yang didapat pasien maupun keluarga, jauh dari kenyataan yang ada.

Stigma negatif ini tidak saja terjadi di Indonesia. Pasien kusta di Jepang pun mengalami nasib serupa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stigma dan Diskriminasi Pasien Kusta Harus Dihentikan

Menurut Sasakawa, penderita kusta di Jepang boleh dibilang sudah tidak ada. Kalaupun ada, hanya satu atau dua orang saja dalam setahun.

"Itu pun biasanya orang asing," kata dia saat mengunjungi Puskesmas Kanjilo, Kecamatan Barombongan, Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu, 17 Maret 2018.

Stigma terhadap pasien kusta di Jepang bahkan cukup parah. Sasakawa mengatakan, diskriminasi terhadap pasien maupun keluarga masih terus ada, sekalipun pasien sudah meninggal.

"Stigma itu ada di mana-mana, di seluruh dunia," kata Sasakawa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Kusta adalah penyakit infeksi yang berlangsung dalam waktu lama. Penyakit ini menyerang saraf tepi, kulit, dan saluran pernapasan

    Kusta